Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Liga 1 Tak Jelas, Pemain Hengkang ke Luar Negeri

29 November 2020   13:24 Diperbarui: 30 November 2020   09:03 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kontestan Liga 1 musim 2020. | Foto: bolasport.com

Masih mending kedodoran secara performa, daripada kedodoran secara finansial. Tak ada liga, dapat gaji dari mana? Itulah yang membuat sebagian pemain Liga 1 dan Liga 2 ikut turnamen tarkam (antar kampung).

Liga tak jelas, pemain ikut tarkam. Bolehkah? 

Baru-baru ini viral video Bayu Gatra yang diminta ibunya pulang saat terjadi kericuhan ketika dirinya ikut tarkam di Jember, Jawa Timur. Bayu tidak sendirian, kabarnya adiknya juga ikut membela salah satu tim di turnamen tarkam tersebut.

Saya yakin tak hanya Bayu Gatra yang lari menyelamatkan karier dan mencari rezeki dari tarkam. Di luar sana pasti banyak pemain pro baik level timnas, Liga 1, dan Liga 2 yang coba ikut tarkam.

Alasannya, ikut tarkam bayarannya jelas. Sekali main langsung bayaran. Salah satu bintang tarkam asal Bogor, Cebol Gunandy baru-baru ini membeberkan rate bayaran pemain level Liga 1 yang ikut tarkam.

"Kalau pemain timnas atau Liga 1 itu terkenal, sekali main minimal 1,5 juta (rupiah) bisa mereka dapatkan. Tetapi, pemain Liga 1 yang bukan bintang ya sejutaan. Kalau Liga 2, mungkin bisa nego di bawah satu juta." kata Cebol Gunandy kepada skor.id

Beberapa klub pro sudah melarang pemainnya ikut tarkam. Rawan cedera jadi alasan utama. Lagipula, PSSI kita tak seperti PSSI negara Eropa sana yang mengurus kompetisi bola hingga level amatir.

Akan tetapi, bolehkah seorang pemain ikut turnamen tarkam? Saya pribadi belum pernah melihat secara langsung fenomena pemain liga 1 bahkan timnas yang ikut tarkam. Namun, saya tahu kalau pemain voli kita sering ikut bermain di turnamen tarkam voli.

Sebetulnya, menurut hemat saya boleh-boleh saja ikut tarkam. Asal turnamen tersebut memang halal dan terjamin. Masalahnya, di level tarkam saja bandar judi juga masih ada, bahkan ganas-ganas. Belum lagi fakta bahwa kita memang tak punya kompetisi amatir.

Tarkam hanyalah jalan pintas terinstan. Mudharat-nya juga lebih banyak. Lagipula, mereka yang ikut tarkam tak tahu lagi harus menyelamatkan karier sepak bolanya ke mana. Nah, bagi yang punya bakat, relasi, performa, dan keberanian, memilih menerima tawaran klub di luar Indonesia adalah jalan terbaiknya.

Liga tak jelas, pemain hengkang ke luar negeri

Kemarin kita disuguhi berita suka dan duka. Pemain U-19 kita, Brylian Aldama dikontrak 18 bulan oleh HNK Rijeka, sementara di waktu yang hampir sama, Bagus Kahfi batal ke FC Utrecht.

BACA DULU: Beda Nasib Brylian Aldama dan Bagus Kahfi, Tetap Semangat Bagus!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun