(Teteh Diaspora Bercerita: Curhatan Sales Kartu Internet di Jepang --- Part 2)
Hai... balik lagi diari hari ini, ya!
Kali ini, aku mau cerita tentang salah satu jenis pelanggan yang... yah, bisa dibilang agak unik. Tipe yang merasa semua hal harus ditulis di iklan. Literally semua. Pajak, total, detail teknis, bahkan kadang kayaknya mereka pengen aku tulis ukuran font juga
Ceritanya, aku bikin iklan kartu internet di Facebook, sambil ngintip gaya iklan sales lain. Ada yang cuma pasang foto kartunya doang, ada juga yang nulis daftar harga lengkap. Tapi dari semua yang aku lihat, nggak ada satu pun yang nyantumin tulisan "harga termasuk/ belum termasuk pajak 10%."
Ya udah dong, aku ikut aja. Secara logika, masa iya harus aku tulis satu-satu sih?
Tapi ya... namanya hidup di dunia sales, kejutan itu selalu datang dari pelanggan
Suatu hari yang cerah di Jepang, ada pelanggan yang dapat invoice pertama, terus kaget pas lihat ada tambahan 10% pajak.
Reaksi dia? Langsung kayak disiram air es.
Mungkin memang aku juga kurang jelasin di awal, jadi ya salah aku juga. Tapi mohon maaf, ya... 10% dari 3000 yen itu cuma 300 yen loh! Masa itu bikin kamu batal langganan dan ngambek nggak mau bayar?
Beneran deh, padahal udah pake internetnya loh!Â
Kamu pikir langganan Netflix gitu, bisa langsung berhenti seenaknya?
Tapi ya udahlah, dari situ aku belajar.
Aku ini tipe yang nggak suka ngulang kesalahan dua kali. Satu kali aja cukup. Jadi sejak kejadian itu, aku jadi CS yang ekstra cerewet: setiap ada yang tanya soal langganan, aku jelasin panjang lebar, kayak kereta api barang yang bawa semen dan solar.
Tapi...
Masalahnya bukan aku yang kurang jelas. Masalahnya: mereka nggak baca!
Ini beneran ya, udah aku tulis semua di chat, rapi, pakai poin-poin, kadang sampai pakai emoji biar lebih ramah.
Tapi tetep aja setelah aktif langganan, mereka nanya lagi:
"Kok saya harus bayar segini, Kak?"
Ya Allah... ini aku kudu piye?
Aku jelasin dikit, salah. Aku jelasin panjang, nggak dibaca.
Dear pelanggan Indonesia yang budiman... plis, baca dulu ya sebelum protes. Aku kasih harga murah, tapi bukan berarti diskon buat akal sehat juga
Oh iya, pernah juga baca komentar di grup jualan Facebook, ada pelanggan yang bilang, "Tolong semua info ditulis lengkap di iklan."
Kayak... HAH? Kalian pikir iklan itu novel, apa gimana?
Lagian kalau semua ditulis di iklan, panjang banget, siapa yang mau baca? Yang ada malah skip.
Makanya ada fitur DM, kan? Kalo mau tahu lebih lanjut, ya nanya langsung ke sales-nya dong.
Malu bertanya, nanti tagihannya bikin syok.
Untungnya, nggak semua pelanggan tuh bikin kepala mau meledak.
Masih banyak kok yang baik, yang paham sistem, dan yang menghargai usaha sales yang tiap hari jawab chat satu-satu.
Sejak kerja jadi CS ini, aku jadi lebih rajin doa, minta dikasih pelanggan yang sabar, paham, dan nggak gampang ngambek.
Capek, Kak, sumpah...