Oleh: Muhammad Irfan Affandi dan Syamsul Yaqin Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sebagaimana kita ketahui, ada tiga bentuk dakwah.
Pertama, dakwah billisan, khususnya dakwah lisan seperti khotbah dan ceramah monolog.
Kedua, dakwah bilhal, yaitu dakwah dengan realisasi diri atau tindakan nyata. Misalnya membuat orang  lapar menjadi kenyang, membuat orang menangis menjadi tertawa, membuat orang bodoh menjadi berilmu.
Ketiga: Dakwah Bilkitabah. Inilah yang disebut dengan dakwah literasi dan literasi dakwah. Dakwahlah yang menggunakan bahan bacaan sebagai medianya. Literasi Dahwah sendiri merupakan upaya untuk mengajak masyarakat agar belajar tentang sumber bacaan dan membaca.
Dalam konteks ini, Alquran, Hadits Nabi, dan tulisan para Ulama merupakan interpretasi keduanya. Ketiga jenis literasi ini mencakup tiga kerangka dasar ajaran Islam: aqidah, syariah, dan akhlak. Namun terkadang ditambahkan menjadi empat yaitu Siyasah (Politik).
Atau, seperti yang dikatakan Mahmoud Shaltout, Anda bisa menguranginya menjadi dua yaitu "Islam hanya Aqidah dan Syariah."
Dalam arti sempit, dakwah literasi merupakan upaya untuk mengajak masyarakat  membaca dan memahami kerangka dasar Islam melalui sumber-sumber yang otoritatif dan tidak perlu diragukan lagi keabsahannya.
Dakwah literasi ini diharapkan dapat membuka horison baru bagi umat Islam dalam memahami perintah Allah dan Sunnah Nabi. Budaya mendengarkan lambat laun berubah menjadi budaya membaca. Ini adalah salah satu strategi budaya Dakwah.
Sedangkan literasi dakwah merupakan upaya serius membaca dan menulis segala sesuatu yang berkaitan dengan dakwah. Jika masyarakat sudah pernah mendengar ceramah sang dai sebelumnya, maka kali ini mereka akan membaca tulisan-tulisan sang dai. Pembentukan dakwah ini diharapkan membawa perubahan besar terhadap metode dakwah sebelumnya yang masih berkisar pada dakwah Bil lisan.
Pelaku dakwah bilkitabah lazim disebut penulis. Yang ditulis banyak spektrum seperti agama, sosial, budaya, teknologi, dan lain-lain. Segunung buku para penulis yang diterbitkan itu adalah dakwah literasi. Sementara tumpukan kitab para ulama tentang  akidah, syariah, dan akhlak itu adalah literasi dakwah.