Mohon tunggu...
Irene Maria Nisiho
Irene Maria Nisiho Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

Nenek 6 cucu, hobby berkebun, membaca, menulis dan bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama featured

Ulang Tahun Jakarta dan Nostalgia Djakarta Fair

22 Juni 2015   18:16 Diperbarui: 25 Juni 2017   06:11 2033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Megapolitan.kompas.com

Ketika menutup artikel "Bongkar Muat Sampah, Haruskah di Blok M?" dengan mengucapkan Selamat Hari Ulang Tahun ke-488 untuk Kota Jakarta, saya jadi teringat pengalaman saya pada Djakarta Fair jadul.

Iya, karena Djakarta Fair selalu diselenggarakan di seputar Hari Ulang Tahun Kota Jakarta. Saya sangat terkesan dengan Djakarta Fair. Khusus di hari ulang tahun kota Jakarta, 22 Juni 2015 ini, saya ingin berbagi nostalgia. Ketika Djakarta Fair pertama diselenggarakan di Taman Ria Monas, saya dan keluarga masih berdomisili di Makassar, Sulawesi Selatan. Djakarta Fair waktu itu sangat menarik perhatian karena banyaknya stand-stand negara sahabat dan stand dari produsen bermerk, baik makanan, pakaian, dan lain-lain.

Mereka memanfaatkan event ini untuk berpromosi, supaya masyarakat tahu seperti apa produk mereka, bukan berlomba supaya dagangannya cepat laku terjual. Itulah yang saya rasakan saat itu. Waktu itu, setahu saya, di Jakarta belum ada supermarket. Barang-barang bagus juga masih terbatas. Djakarta Fair ini sangat membanggakan orang Jakarta dan mereka sangat bergairah menyambut keberadaannya. Apalagi saya ini orang daerah, rasanya sangat bangga bisa menghadirinya.

Pertama kali saya ke Jakarta, sengaja mengatur waktu agar pas dengan penyelenggaraan Djakarta Fair pertama, Juni 1968. Waktu itu kami boleh menginap di rumah tante kami, di jalan Yusuf Adiwinata, jadi lumayan dekat dengan lokasi Djakarta Fair di Monas. Yang paling menarik hati saya waktu itu adalah stand negeri Belanda yang bekerja sama dengan Hero Mini, yang mungkin adalah cikal bakal Hero Supermarket

Wow, saya senang sekali, boleh mencicipi aneka keju, biskuit Verkade, coklat, snack dari kentang yang saya sudah lupa namanya. Semua itu di import dari Belanda, sesuatu yang pada masa itu termasuk masih langka. Karena saya punya bayi, maka saya juga sangat tertarik dengan aneka makanan bayi dari Nestle. Kemudian saya sempat membeli Nestum, bubur bayi Nestle di Hero Mini jalan Faletehan Blok M Kebayoran Baru. Semoga saya tidak salah ingat nama produknya, soalnya kejadiannya sudah lama banget.

Singkat cerita, pada tahun 1974, kami sekeluarga pindah ke Jakarta. Djakarta Fair, yang sudah mengikuti ejaan baru; Jakarta Fair (JF), menjadi acara tahunan kami sekeluarga, pokoknya JF di tahun-tahun jadul itu, sungguh bisa menjadi ajang hiburan buat kami sekeluarga. Apa saja yang begitu menarik? Banyak...!

Di pelataran sebelum masuk pintu gerbang JF, selalu diramaikan oleh penjual mainan asongan, yang murah namun menarik dan menjadi tren yang setiap tahunnya  berganti model dan jenis. Di arena inilah saya pertama kali berkenalan dengan yang namanya kerak telor, makanan khas Betawi. Anak-anak selalu senang melihat Ondel-Ondel yang berkeliling arena JF.

Tiket masuk pada saat itu rasanya sangat terjangkau. Waktu itu ekonomi keluarga kami sangat pas-pasan, saya selalu harus berhitung dengan skala prioritas. Artinya, saya harus mendahulukan pengeluaran yang mendesak, yang kurang penting biar menunggu dulu. Tapi, tetap saja Jakarta Fair menjadi prioritas kami. Terkadang bukan hanya sekali, tetapi malah beberapa kali kunjungan, lho!

Mengapa demikian?

Ya, karena Jakarta Fair waktu itu merupakan sarana hiburan keluarga kami yang termasuk murah. Anak-anak kami  sangat menikmati. Jarak yang tidak terlalu jauh dari rumah kami, juga jadi faktor pendukung. Bila perlu kami bisa naik bus. Saat itu bus PPD siap mengantar kami, cukup satu kali naik, sampai tujuan. Peserta Jakarta Fair, saat itu sudah tidak sama dengan Djakarta Fair yang awal-awal, sudah banyak berubah, namun kebanyakan stand masih sangat murah hati dalam berpromosi.

Pada stand Nissin dan Khong Guan, pengunjung boleh mencicipi semua produk mereka yang disuguhkan dengan sangat rapi dan bersih. Kalau membeli? Hadiah berupa bonus yang melimpah tersedia untuk dibawa pulang. Asyik banget kan?! Di samping itu, panggung-panggung hiburan menyuguhkan acara yang menarik. Ragam permainan juga banyak, tetapi saya sudah agak lupa. Yang paling disukai anak-anak kami adalah permainan memancing ikan plastik yang berisi nomor berhadiah. Ah iya ini saya lupa, pancingnya dibayar nggak, ya?! Kalau tidak salah stand pancing ini dibuka oleh BNI 46 yang sedang mempromosikan Tabanas dan Taska. Nah, masih tahu apa itu Tabanas dan Taska? Tabungan Pembangunan Nasional dan Tabungan Asuransi Berjangka. Kedua tabungan ini sudah almarhum!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun