Malioboro, Yogyakarta - Di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan yang semakin modern, satu sentuhan nostalgia menghiasi Malioboro dengan manisnya gulali. Pak Anwar, seorang pedagang jajanan jadul gulali berusia 42 tahun, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di jantung kota Yogyakarta ini.
Dengan sorot mata tajam dan senyum hangatnya, Pak Anwar berjualan gulali tradisionalnya setiap hari di pinggir Malioboro. Dengan membawa alat yang sederhana untuk berjualan gulali menjadi oase bagi mereka yang ingin merasakan sensasi kenangan masa kecil. Gulali yang memiliki bentuk unik menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung dari berbagai kalangan.
Pak Anwar memiliki misi lebih dari sekadar berjualan. Ia ingin menjaga keaslian jajanan jadul ini agar tidak terlupakan oleh generasi muda. "Gulali ini punya cerita, punya kenangan. Saya ingin anak-anak juga merasakannya, merasakan betapa indahnya masa kecil dengan jajanan sederhana ini," ujarnya sambil tersenyum. Dengan berjualan gulali selama 18 tahun pak Anwar ingin agar gulali tidak punah dan bisa dinikmati oleh semua kalangan.
Gulali pak  Anwar sendiri memiliki cita rasa yang manis, dibuat dengan menggunakan gula alami dan perwarna makanan yang tentunya aman untuk dikonsumsi serta bentuk yang bisa di request sesuai kemauan. Salah satu hal yang membuat gulali begitu istimewa adalah cara penyajiannya. Gulali biasanya dijajakan dalam kertas berwarna-warni yang membentuk kerucut atau digantung di stik kecil. Ini memberikan tampilan yang unik dan memudahkan konsumen untuk menikmatinya tanpa perlu menyentuh gula yang lengket.
Meskipun bukan tanpa tantangan, semangat Pak Anwar untuk tetap mempertahankan gulali jadulnya tidak pernah surut. Di era gempuran makanan dan jajanan modern gulali tetap bertahan sebagai jajanan klasik yang tidak pernah kehilangan pesonanya sebagai jajanan khas yang jika kita melihatnya saja sudah bisa mengingatkan kita akan masa kecil.
Bagi pak Anwar, setiap gulali yang dibuat bukan hanya sekadar gula-gula, tetapi juga kisah-kisah manis masa lalu yang terus dihidupkan. Gulali yang dijualnya bukan hanya menggoda lidah, tetapi juga mengajak setiap pengunjung untuk merenung sejenak dalam kenangan indah di tengah hiruk-pikuk keseharian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI