Seseorang penyair dimanapun berada akan secara otomatis berkarya secara efisien. Tak perlu menunggu besok. Ide lewat langsung ditangkap dan otomatisasi Ruang Imaji langsung bekerja.
Hal ini terbangun karena pengalaman. Bahkan penulis senior yang saya jadikan guru, ternyata ruang imaji yang dibangunnya malah dipasangi mesin ragu ragu. Memang tulisan beliau termasuk sangat sempurna dan lengkap, namun belum tentu ada satu artikel baru yang tayang dalam satu bulan berjalan. Beliau melakukan itu karena alasan perfeksionis. silahkan saja melakukan hal tersebut, namun silahkan evaluasi diri sendiri, mau diisi apa akunnya jika menunggu sempurna tingkat tinggi. Sebagai penulis yang tengah membangun jati diri, kita harus terus berlatih nyata, bukan terus berpikir hingga pusing sendiri tak melakukan apa apa. Sempurna terjadi karena latihan. Tanpa latihan, tak akan pernah ada hasil. Siapa akan memberi penilaian, jika karya kita tak juga pernah tayang karena nunggu sempurna.
Jelajah Ruang Imaji
Jika dalam khasanah penulis ilmiah ruang imaji itu ibarat database penelitian, maka seorang penulis puisipun ternyata juga harus melakukan jelajah ruang imaji.
Ruang imaji bagi penulis puisi adalah media dialog. Mereka yang tidak bergumul dengan ruang imaji pribadinya, akan jadi tamu asing yang tidak tahu tujuan dari dirinya sendiri. Dan bahasa Indonesia dengan kosakatanya harus mampu menterjemahkan ruang imaji hingga layak jadi ruang jelajah puisi. Disinilah gudang milik anda sendiri yang sangat kaya berisi perumpamaan, metafora, paradoks, inversi, kontradiksi, dan seringkali keindahan. Puisi itu mampu menghargai dan merangkul sumber daya alam bawah sadar secara kreatif dan bermakna.
Tak ada gading yang tak retak
Tak perlu muluk dan mempersulit diri sendiri dengan standar super tinggi. Mari kita mengapresiasi diri sendiri. Andai Menulis puisi itu gampang dan dianggap karya picisan, mana karya anda? Jika saya bersusah payah melakukan jelajah puisi Ruang Imaji dengan 100 puisi, maka anda yang super hebat tentu sudah menciptakan lebih banyak dan lebih berkualitas dari apa yang sudah saya tuliskan. Saya sendiri berkeyakinan tak ada gading yang tak retak. Tentu harus sadar diri, banyak kelemahannya dan apa yang jadi kelebihan kita jangan menjadikan kita pribadi yang sombong. Sekian, sampai jumpa di tulisan esai mini selanjutnya.
De Huize Sustaination, 17 April 2024
Ditulis untuk Seri Jelajah Puisi Ruang Imaji 1