Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Meneroka Tumbuh Kembang Destinasi Kampung Tematik di Kota Malang

20 September 2023   14:25 Diperbarui: 20 September 2023   14:32 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Eko Irawan di museum Reenactor Ngalam Destinasi kampung Tawangsari Kampoeng Sejarah 31 Juli 2023

Dari apa yang dibahas diatas, tentu harus ada team pegiat kampung yang merelakan waktu dan kesempatannya bekerja untuk kemajuan kampungnya. Kepedulian ikut memiliki gagasan harus dibangun setara, seimbang dan memberi kesempatan berkreasi sesuai kemampuan masing masing. Harus ada yang mau ditunjuk jadi ketua dan segala perangkat yang dibutuhkan.

Legalitas pengurus ini harus dimiliki, untuk tataran kota bisa mengurus SK Pokdarwis yang diakui legalitasnya oleh pembina di tingkat kota. Ditingkat kota ada forum Pokdarwis kota yang akan mensupport tumbuh kembang keberadaan sebuah destinasi. Usulan pembentukan Pokdarwis ini harus ditindaklanjuti melalui kelurahan setempat. Tentu harus ada koordinasi berjenjang antara kampung tematik, kelurahan, dinas terkait selaku pembina Pokdarwis dan forum Pokdarwis tingkat kota. Dengan ikut Pokdarwis yang diakui tentu harus mengikuti serangkaian prosedur dari dinas terkait dan support dari dinas  berupa dana pembinaan.

Urusan legalitas ini bisa berwujud lain jika dalam lingkup dimaksud ingin membangun kemandirian yang tidak terikat guna keperluan memotong jalur koordinasi yang panjang dan berbelit secara administrasi, sehingga setiap keputusan bisa ditindaklanjuti tanpa melibatkankan pihak lain. Tentu bagi yang memutuskan mandiri, harus siap mandiri tanpa mengharapkan dana bantuan pembinaan dan setiap kegiatan bersifat keswadayaan mandiri atau berbentuk lembaga swasta.

Team pegiat kampung ini harus punya pengurus dengan pembagian tugas pokok dan fungsi harus jelas dan profesional. Kepengurusan ini harus efisien, efektif, terukur dan ramping. Pembagian wewenang dan tanggung jawab harus jelas dan transparan. Dalam team ini harus jelas siapa yang bertugas mewakili institusi keluar dan siapa yang mengelola di dalam. Kegiatan diluar memang harus ada yang mewakili karena ditujukan membangun sinergi dan kerjasama dengan pihak lain serta menyangkut eksistensi.

Jika tidak ada petugas yang mewakili untuk hadir dalam undangan pihak lain, pengakuan dan eksistensi keberadaannya kurang mendapat aspirasi karena dianggap tidak ada atau inovasinya sudah terhenti oleh pihak lain. Namun jangan urusan luar saja yang dianggap, karena urusan dalam kampung juga butuh orang yang mengawal. Urusan luar dan dalam harus ada yang menggiatkan sehingga tetap seimbang dan tetap ada orangnya. Kebanyakan organisasi ini hanya bertumpu pada satu orang yang mengampu urusan luar dan dalam, sementara yang lain bertugas menunggu perintah. 

Seharusnya organisasi yang sehat adalah yang tahu tugas dan tanggung jawab tanpa disuruh dan diperintah. Hak berkreasi tentu bukan oleh ketua saja dan anggota organisasi bukan penonton. Para pengurus dalam organisasi kampung ini bukan pemilik, tapi motor yang menggerakkan masyarakat agar turut serta ikut memiliki sebuah inovasi kampungnya. Jika masyarakat tidak perduli, lantas siapa yang akan membantu. Diharapkan inovasi ini jadi berkah bagi masyarakat dan tidak menciptakan konflik yang tidak diperlukan.


Pengurus ini harus transparan, akuntable, bisa dipercaya dan amanah. Khusus inovasi yang dikemas secara mandiri, kelompok ini bisa mengatur anggaran dan capaian hanya intern, namun untuk inovasi yang terbuka dan dikerjakan bersama masyarakat, harus ada komunikasi dengan masyarakat sekitarnya selaku pemilik kampung agar tidak ada konflik yang tidak penting tumbuh dan bisa memecah belah guyub rukun kampung.

Pilih mana, semua terserah warga sendiri. Ada plus minus dan kurang lebihnya. Jika tidak dimanage dengan naik, bukan hasil yang diperoleh, tapi konflik dan ghibah yang akan muncul.

Jejaring antar Kampung

Ada kampung yang berhasil dengan menghasilkan pundi pundi kesejahteraan yang wow, hingga para team pengurusnya bisa study banding ke luar kota atau propinsi, namun ada kampung yang stagnan, menerima kunjungan tamu pun tidak. Ada pula yang ditinggal berselisih intern, hingga diluar sudah tidak ada kabarnya lagi. Saatnya kembali ke laptop, baca visi dan misi kampung tersebut di gagas.
Inovasi kampung memang mudah digagas, tapi menumbuhkan inovasi kampung yang kuat butuh perjuangan real yang tidak mudah. Satu satunya cara adalah kemauan tumbuh bersama melalui jejaring antar kampung.

Sudahkan dipikirkan konsep berjejaring wisata antar kampung? Kampung yang ramai pengunjung, mempromosikan kampung lainnya? Atau semua kampung bertemu membangun konsep wisata kampung bersama dalam satu paket yang ditawarkan secara profesional? Sehingga semua kebagian kue manisnya kunjungan wisatawan ke kampung tematik. Soal berkunjung memang ada saja, tapi yang membuahkan kesejahteraan warga masih perlu diperjuangkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun