Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sudah Baca Buku Apa Hari ini?

4 Februari 2023   14:27 Diperbarui: 4 Februari 2023   14:36 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul : "Sudah baca Buku apa Hari ini?"

Ternyata masih ada penduduk Indonesia yang buta huruf/buta aksara.Faktor apa yang menjadi penyebab? Apa karena rendahnya minat baca, minimnya stimulasi untuk mulai membaca, lokasi tempat tinggal yang jauh dari akses pendidikan, dan faktor ekonomi. Atau adakah faktor lainnya? Bagaimana cara membangun minat anak untuk belajar membaca dan memupuk kecintaan terhadap buku?

Budaya membaca buku sepertinya harus disuruh atau ditugaskan terlebih dahulu. Tanpa disuruh oleh guru atau dosen, membaca dianggap tidak perlu. Keminatan yang diawali dari kesadaran pribadi untuk meningkatkan kualitas diri dengan belajar dan membaca,  belum sepenuhnya tumbuh, karena sudah tidak sekolah atau kuliah, maka sudah tidak dibutuhkan belajar apalagi membaca buku. Kenapa demikian? Karena inisiatif rendah dan membaca buku jika tidak disuruh guru atau dosen, maka kegiatan dimaksud dianggap tidak penting.

Saya menyaksikan fenomena ini karena saya melihat sendiri di Museum dan Perpustakaan yang dikelola oleh Reenactor Ngalam. Museum dan Perpustakaan ibarat dua tempat yang tabu dikunjungi. Jumlah kunjungan hampir 0%. Dari mereka yang datang, rata rata harus disuruh dan ditugaskan terlebih dahulu baru mau datang berkunjung sebagai tamu. Di pojok pustaka mereka hanya numpang lewat dan sedikitpun tidak tertarik untuk membaca buku. Kecuali dapat tugas membaca buku dimuseum Reenactor Ngalam, maka mereka baru Sudi membaca. Sangat miris dan memberikan gambaran yang sangat memprihatinkan.

Buku sumber ilmu, tapi kok dijauhi?

Budaya baca yang rendah memang tergambar disekitar kita. Buku sebagai sumber ilmu, tapi kenyataannya masyarakat belum menganggap buku sebagai sumber ilmu yang dibutuhkan. Karena tidak butuh, mereka tidak akan mau berkunjung, apalagi mau membaca. Paradigma membaca harus dipaksa, masih jadi momok dunia literasi di negeri ini.

Banyak ilmu dan ketrampilan bisa dibangun dan diinspirasi dengan membaca buku. Banyak orang mampu meningkatkan kapasitas pengetahuannya dengan tradisi membaca buku secara intens dan berkelanjutan. Kemudahan teknologi, memunculkan tehnologi e book dan pdf yang bisa dibaca menggunakan smartphone. Ada di handphone digenggamanmu sendiri. Mudah bukan? Tapi walau mudah, tapi jika keminatan rendah, sama saja bohong. Ibarat keledai yang memikul buku buku bermutu dan berkualitas, tapi tidak bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan kapasitas pribadi agar lebih unggul.

Buku itu sumber ilmu, tapi kenapa kok dijauhi? Ciptakan dulu rasa butuh berkembang melalui tradisi membaca dan belajar seumur hidup. Orang yang bodoh, akan menyalahkan pihak lain sebagai sebab rendahnya minat baca. Misal, menyalahkan penyelenggara perpustakaan tidak kreatif dan tidak inovatif, sehingga orang tidak tertarik datang berkunjung untuk membaca. Orang bodoh menutupi kebodohannya dengan menyalahkan orang lain, tapi tidak sadar, dirinya dikungkung pembatasan diri yang ekstrim. Menganggap jika sudah tidak sekolah atau kuliah, maka tidak perlu membaca. Tidak ada yang menilai.

Namun orang yang cerdas, akan terus berupaya meningkatkan kapasitas pribadi. Salah satu cara dengan membaca. Jika alasan buku mahal dan tidak bisa beli, lalu tidak baca. Padahal ada perpustakaan umum yang bisa diakses gratis, apakah hal tersebut bukan solusi? Apa membaca harus memiliki buku dimaksud? Apa membaca harus dapat raport nilai? Apa membaca harus diakui publik sebagai intelektual?

Sudah baca buku apa Hari ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun