Mohon tunggu...
M. Iqbal
M. Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Part Time Writer and Blogger

Pengamat dan pelempar opini dalam sudut pandang berbeda. Bisa ditemui di http://www.lupadaratan.com/ segala kritik dan saran bisa disampaikan di m.iqball@outlook.com. Terima kasih atas kunjungannya.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Tulisan "From Facebook", Pengakuan atau Keharusan?

3 Januari 2020   15:10 Diperbarui: 4 Januari 2020   08:50 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Facebook mengakuisisi Instagram dan WhatsApp (Sumber: Highsnobiety.com)

Adanya tulisan "From Facebook" membuat masyarakat tahu bahwa ada banyak perusahaan buatan Facebook. Bahkan yang selama ini ia gunakan sehari-hari adalah produk milik Facebook. Sehingga masyarakat awam tahu bahwa Facebook lebih dari sekedar platform sosial media tapi beragam produk digital berbasis software dan hardware.

Terakhir adalah ide Facebook menyamaratakan platform yang ia miliki. Persaingan yang begitu keras dari setiap aplikasi sosial media membuat siapa yang tidak mampu berkreasi dan berinovasi lebih berarti ia siap-siap mengali kubur sendiri. Namun yang tak mengenakkan adalah inovasi yang nyaris sama satu sama lain. Ini yang coba Facebook terapkan.

Coba perhatikan, sekarang sudah hampir semua sosial media besutan Facebook menggunakan story, apakah itu Messenger, Instagram, dan WhatsApp. Ada banyak kesamaan konsep yang ditawarkan dan memperlihatkan sosial media tak punya keunikannya lagi.

Pada mulanya Instagram yang berpatok pada layananphoto sharing dan WhatsApp yang berpatok sebagai instant messagging. Setiap pengguna sosial media punya penggunanya sesuai segmen yang ia inginkan. Tapi Facebook berkata lain dengan menerapkan bahwa menyama ratakan semua platform untuk lebih kuat di sosial media.

Itu diperparah dengan sikap narsisme dan arogansi direksi Facebook serta Mark sendiri. Selama ini Facebook dianggap sangat arogan dalam berbagai hal, karena hampir sosial media yang digunakan adalah miliki mereka. Jadi Facebook dinilai cukup jumawa dan membuat harus ada verifikasi Facebook sebelum masuk ke platform milik mereka.

Sebagai perbandingan adalah Google+ yang sudah mati, Twitter yang mulai kehilangan pengguna, Snapchat yang terjun bebas dan Ask FM yang tak terdengar lagi. Mungkin pesaing terbesar adalah Tik Tok, tapi ia lebih ke ranah music dan Facebook sudah mengantisipasinya dengan sejumlah fitur musik milik mereka.

Apakah Perusahaan Teknologi Lain Melakukan Hal Serupa?
Terlepas dari kontroversi yang Facebook lakukan, nyata perusahaan teknologi lainnya pernah dan lebih dahulu melakukannya. Hanya saja cara company branding yang dilakukan lebih dalam penggabungan. Sebagai contoh Google sering melakukan akuisisi dan jumlahnya lebih banyak dari Facebook.

Sudah ada 231 perusahaan yang dibeli dan kebanyakan tetap berdiri sendiri. Tak jarang disematkan dalam lini produk unggulan punya Google. Misalnya saja Waze yang bergabung dalam divisi Google Map. Motorola dalam layanan produk Android. Hingga PostRank yang digunakan sebagai layanan analitik terhadap Blogger milik Google.

Lalu Microsoft melakukan hal serupa dan termasuk pionir Bersama Apple di akhir era 70-an. Sejak era 80-an sudah sangat getol melakukan akuisisi, dan didanai. 

Cara Microsoft serupa dengan yang Google lakukan, ia menambahkan platform tersebut pada layanan utama miliki mereka. Salah satunya Windows, di dalamnya sudah ada Skype, Linkedin, GitHub, dan bahkan Beam.

Termasuk membeli Nokia dan membuat software Windows Phone, meskipun akhirnya gagal dan gagal bersaing dengan Android serta iOS. Patut diacungi bahwa strategi Microsoft lebih jelas, ia membeli layanan untuk kemudian mengembangkannya. Bukan hanya mendompleng nama seperti Facebook seperti yang dilakukan untuk saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun