Sebagai orang yang merantau ke Makassar untuk mengenyam pendidikan dan belakangan ini mencari sumber penghasilan di berbagai daerah, Pinrang, kabupaten kecil berjuluk bumi Lasinrang ini punya tempat tersendiri di hati saya. Di samping karena saya lahir dan besar disini, Pinrang agaknya beda dari daerah kebanyakan. Ia menyimpan banyak kenangan, sekaligus hal-hal unik yang tiada habisnya.
Pikiran saya tidak kuat menahan lama-lama apabila harus berjauhan dengan kabupaten ini. Saking susahnya, sejak kuliah dahulu jika ada waktu libur manakala hanya beberapa hari dan memungkinkan untuk balik kampung, tanpa berpikir panjang saya langsung bergegas. Apalagi mengingat bulan suci sudah semakin dekat, kurang afdol rasanya apabila menikmati hari-hari berpuasa bukan di kampung halaman.
Pinrang di bulan Ramadan adalah satu dari sekian banyak perihal yang begitu spesial di mata saya. Sekali lagi bukan karena saya orang yang terbiasa menjalankan puasa di sana, melainkan suasana dan euforia Ramadhan yang terasa kental membuatnya sangat berarti dibanding daerah-daerah lain. Berikut tiga alasan yang membuat saya pede menjatuhkan klaim bahwa Pinrang di Bulan Ramadan adalah sesuatu yang istimewa, atau mungkin sebuah anugerah yang Tuhan berikan.
1.Mukenah adalah pakaian adat Orang Pinrang
Paling pertama yang saya soroti adalah tradisi perempuan Pinrang---anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia---secara serentak menjadikan mukenah sebagai busana wajib di Bulan Ramadan. Di meja-meja kedai kopi, warung jajanan, lapangan Lasinrang, maupun di sudut-sudut lain kota Pinrang acap kali terlihat perempuan mengenakan berbagai model dan merek mukenah.
Datangnya bulan Ramadan mengubah Pinrang menjadi sebuah ajang pencarian model mukenah paling terbaik di penjuru daerah. Tempat-tempat perkumpulan di Kota Pinrang pun menjelma bak panggung para model papan atas yang memamerkan gaun berupa gaya mukenah terbaik mereka ke khalayak penonton.
Umumnya para model ini baru keluar menampakkan diri dan bersolek ketika melewati waktu berbuka puasa. Namun, tidak jarang juga ditemui di kala siang bolong maupun jam-jam ngabuburit dengan mengendarai sepeda motor.
Beberapa dari mereka pernah saya tanyakan alasan di balik busana mukenah tersebut. Ada yang bilang malas pulang ke rumah untuk ganti pakaian seusai salat taraweh, ada pula yang menganggap mukenah adalah busana paling nyaman dan anti ribet. Tidak menutup kemungkinan ada alasan-alasan lain di luar daripada itu. Namun, yang pasti bahwa mereka agaknya merasa wanita paling cantik se-kabupaten dengan tampilan mukenahnya tersebut.
2.Lahir Penceramah Cilik