Mohon tunggu...
M. Iqbal Fardian
M. Iqbal Fardian Mohon Tunggu... Ilmuwan - Life Time Learner

Penulis adalah seorang pendidik di sebuah sekolah swasta kecil di Glenmore, Banyuwangi. Seorang pembelajar yang tak pernah selesai untuk terus belajar. Saat ini penulis sedang menempuh Pendidikan di Program S3 Ilmu Ekonomi Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Situs Neolitikum Kendenglembu Glenmore dan Kehidupan Prasejarah di Indonesia

10 Januari 2019   13:29 Diperbarui: 10 Januari 2019   20:47 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Kudung Kendenglembu buatan Belanda (DOK: historicaindonesia.blogspot.com)

Glenmore selama ini dikenal dengan sebuah kota yang dikaitkan masyarakat pendhalungan, sebuah model peradaban campur-campur membentuk corak budaya yang unik. Tidak Jawa tapi juga tidak Madura. 

Terbentuknya corak budaya pendalungan ini berawal dari pembukaan lahan hutan di lereng selatan Gunung Raung menjadi lahan perkebunan diawal abad XIX. 

Tidak banyak yang mengetahui termasuk masyarakat Glenmore sendiri bahwa di salah satu perkebunan di Glenmore yaitu Perkebunan Kendeng Lembu ditemukan situs purbakala dari Zaman Neolitikum.

Benarkah ? Wah....bisa jadi manusia yang mendiami wilayah Glenmore sekarang itu masih berkaitan dengan manusia purba yang pernah ada di wilayah ini. Berarti sebelum migrasi masyarakat Jawa dan Madura dikawasan ini telah ditemukan jejak peradaban pra aksara. 

Situs pemukiman neolitik Kendenglembu dilaporkan pertama kali oleh W.Van Wijland dan J Brummun pada tahun 1936. Selanjutnya ekskavasi situs ini mulai dilakukan pada tahun 1941 oleh H.R Van Heekeren, namun kemudian terhenti akibat Jepang masuk ke Indonesia.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh R.P. Soejono dari bidang Prasejarah LPPN pada tanggal 15 Januari -- 4 Maret 1969. Hampir sama dengan kesimpulan yang di hasilkan H. Van Heekern, dalam penelitian ini diketahui bahwa di lahan perkebunan yang berjarak 5 kilometer dari Pusat Kota Glenmore memiliki 2 lapisan budaya yaitu lapisan " sejarah" dan lapisan neilitik. 

Meskipun telah diketahui bahwa di wilayah perkebunan Kendenglembu dan sekitarnya sudah terdapat jejak kehidupan kuno akan tetpi kedua penelitian tersebut belum mampu untuk meng interpretasikan kronologi pertanggalan yang absolut.

Sebagian barang Purbakala yang ditemukan di Situs Kendenglembu Glenmore (DOK: historicaindonesia.blogspot.com)
Sebagian barang Purbakala yang ditemukan di Situs Kendenglembu Glenmore (DOK: historicaindonesia.blogspot.com)
Beberapa produk budaya yang ditemukan dalam penelitian ini antara lain : Pada lapisan sejarah ditemukan mata uang kepeng, pecahan gerabah, fragmen bata, dan fragmein porcelein. 

Sedangkan dilapisan neolitik ditemukan beliung percegi, sejumlah calon beliung, batu pukul, batu asah dan batu giling, batu pelandas, sejumlah tatal dan serpih dan bilah, serta pecahan tembikar poles merah ( Heekeren,1972: 175-179, Soejono,1984:176).

Penelitian ketiga dilakukan oleh Goenadi Nitihaminoto dari Balai Arkeologi Yogyakarta, tahap 1 dilakukan mulai tanggal 19-28 Februari 1986 dan tahap 2 dilakukan pada tanggal 1-13 Oktober 1986. 

Sama seperti penelitian sebelumnya terdapat dua lapisan sejarah dan lapisan neolitik di perkebunan milik PTPN XII ini. Dalam penelitian ini juga belum menghasilkan pertanggalan absolut tentang hunian di situs kendenglembu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun