Mohon tunggu...
Iqbal AR
Iqbal AR Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis dan Mahasiswa

Hidup adalah pengabdian, berbagi, dan tahu ilmunya | Mahasiswa Prodi Rekayasa Perangkat Lunak | Aksara Pers | ArgumentasiRealiti Project

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bandung, Kota Impianku (Bagian 2/2)

15 Februari 2020   20:30 Diperbarui: 15 Februari 2020   20:39 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyaknya kampus-kampus penyelenggara jurusan IT dan berkembangnya komunitas-komunitas yang mendalami bidang IT dapat membantu dalam mengembangkan jaringan pertemanan dan skill. Melalui training dan workshop yang diselenggarakan, diharapkan dapat menambah wawasan dan kemampuan. Jaringan pertemanan yang luas juga dapat membantu dalam masalah pekerjaan atau sekedar tugas koding dari perkuliahan.

Adanya kampus-kampus besar, aksesibilitas mudah, dan lingkungan yang mendukung dapat mengembangkan keberadaan komunitas, dimana diri bisa ditempa dalam skill, memperluas jaringan pertemanan dari kampus-kampus lain, dan bersosialisasi dengan berbagai perbedaan. Itulah harapan penulis ketika menginjakkan kaki di Bandung.

6. Sosial Budaya Masyarakat

Hal ini merupakan bagian paling subyektif dari pembahasan ini. Sebagian besar dari kalian mungkin berkeinginan agar dapat berkumpul atau berada di lingkungan yang seragam dan searah. Tapi, bagi penulis yang menginginkan pengalaman baru di tanah orang adalah salah satu tujuan pembelajaran hidup.

Bandung dipilih karena kita tahu mayoritas penduduknya adalah orang Sunda, dari latar belakang Jawa tentu akan ada perbedaan-perbedaan yang bisa menjadi wawasan dan pengalaman yang menarik. Belajar bahasa Sunda, mengenali karakter orang-orangnya, bagaimana adat dan tata kramanya, dan lain sebagainya. Penulis menyebutnya sebagai faktor sosbud.

Selain faktor sosbud, ada yang penulis sebut sebagai faktor religius. Banyak yang berpesan kepada penulis agar tidak terjebak pada pemahaman-pemahaman yang bertentangan dengan apa yang sudah dipelajari selama ini. Ya, mereka tak salah, tapi yang membuat penulis memilih kota ini adalah "menjadi minoritas". Di kota asal yang biasanya malam Jumat selalu berkumandang tahlil dan surah Yasin, di kota ini mungkin hanya bertemu di sudut-sudut tertentu saja. Setiap subuh yang terbiasa membaca Qunut, kali ini bahkan hampir tidak pernah. Namun bagi penulis, masalah khilafiyah masih tak mengapa.

Faktor ekonomi juga tak boleh dilupakan. Bagaimana kita mengatur keuangan kita agar tetap bisa bertahan hidup di kota besar. Gaya hidup yang mewah dan hedonis memang berakibat pada membengkaknya pengeluaran. Tentang berapa cost life yang harus dikeluarkan, bagi penulis adalah bagaimana individu tersebut dapat menahan diri dari segala tawaran menggiurkan dari sebuah kota metropolis.

Bandung, dengan segala fasilitas yang mendukung. Dari sekedar bioskop, restoran ternama, bahkan night life sebagai pelarian kehidupan adalah gambaran betapa mudahnya kita menemukan apa yang kita mau, tapi bukan berarti apa yang kita inginkan adalah apa yang kita butuhkan. Memang, Bandung terlihat mahal, tapi semakin kita terlena akan kelengkapannya maka semakin mahal biaya hidup kita.

Bagaimana dengan kamu? Mungkin saja kamu mendamba kota lain, penulis tidak memaksamu untuk melanjutkan pilihan di kota ini (tambah macet euy). Tapi, kalian dapat menggunakan variabel-variabel di atas sebagai perbandingan dalam memilih kota yang ingin kalian tuju. Esensinya, di manapun kamu berada tetaplah bagian dari Indonesia.

Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.

Dan pesan terakhir, dengan segala yang tersedia jangan sampai kamu lupa tujuanmu ke sana. Belajar dan menggapai cita-citamu. Selamat berjuang dan banggakan mereka yang mengharapkan kesuksesanmu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun