Mohon tunggu...
Ipon Bae
Ipon Bae Mohon Tunggu... profesional -

Ipon Bae adalah seorang penulis lepas, Pegiat bahasa daerah dan budaya lokal.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hukum kumur-kumur Trio Mesum

4 September 2010   18:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:27 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Oleh: Ipon Bae

MASIH hangat dalam ingatan. video mesum Luna Maya-Ariel, dan Cut Tari, adegan mesum mereka  membuat masyarakat geger. Kini kasusnya bergulir ke proses selanjutnya di persidangan. Satu per satu, Mereka pun di periksa bahkan sudah ada yang betah nginep di Mabes Polri, ada yang sibuk bolak-balik bersembunyi dibalik kerudung, ada yang tak kuasa membendung tangis haru meyesali perbuatannya.

Hampir dua bulan sudah Ariel berteman fantasi dan lirik sunyi di sel jeruji besi Mabes Polri. Apakah Luna Maya dan Cut Tari akan mengikuti kekasihnya menginap di balik jeruji besi Mabes Polri?. Kita lihat saja nanti! Ada yang mengatakan, apa yang dilakukan Trio porno itu adalah dosa. namun belum tentu yang mereka lakukan itu pidana? Pernahkah anda dan pasangan punya keinginan merekam setiap adegan saat asyik bermesraan diatas ranjang? Pada dasarnya, keinginan mendokumentasikan hubungan seks sah-sah saja jika memang saling menyetujui. Tapi, tentu tidak untuk konsumsi publik.

Beredarnya video Adegan doggy style Cut Tari dan gaya ngulek sambal Luna Maya, rupanya cukup membuat Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono merasa sedih dan malu. SBY pun meminta Majelis Ulama Indonesia dan pihak kepolisian memperhatikan secara serius masalah ini. Sikap SBY ini bisa jadi sebagai langkah atau jawaban dari berbagai persoalan pornografi yang dulu sempat menjadi kontroversi di Indonesia. Juga sebagai upaya penekanan pentingnya UU Pornografi.

Mungkinkah mereka sebagai manusia berbangsa dan berbudaya, lahir-batin, sudah bangkrut. Apakah kemanusiaan mereka telah retak?. Luna maya-Ariel, Cut Tari, entertainment, dunia maya, serta media elektronik tempat bola mata dan otak bermamah biak pun telah turut menyajikan aib yang kelewat berat dan menjijikkan: apakah semua ini seseuatu anjuran untuk kita, agar berhenti sebagai manusia timur? Lalu setelah mempertontonkan video mesumnya, mereka sembunyi di balik ketiak tetek bengek "hukum kumur-kumur" dan "ritual uang" setelah memaksa kita melahap daging tubuhnya sendiri, di sadari atau tidak kita memangsa dan memamahnya. Sungguh tercabik, amburadul, berantakan. Tak ada lagi aturan, tak ada tatakrama. Apalagi bobot kesantunan dari mereka sebagai ciri komunitas makhluk yang berbudaya, cerdas dan beradab. Sungguh, mereka telah meninggalkan pengalaman bercinta yang tak terlupakan bagi Indonesia, dan yang terparah lagi adalah pengalaman tersebut tertanam lama di otak anak cucu kita. Semoga saja mereka keseleg saat berkumur dan keloloden saat harus menelan ludah pembelaannya.

Dari kasus Ariel dan dua akhwat berparas cantik bertubuh seksi itu, tak kalah pula mereka masing-masing memiliki popularitas dan libido tinggi, serta mempunyai aktualisasi diri dengan gaya bercinta yang atraktif, sangat mulus untuk membangkitkan syahwat. Ya, masihkah kita manusia melihat perbuatan khilaf mereka hanya tak lebih sekedar kata maaf, "kentut" dan obat bau mulut: tuding sana, sodok sini, lalu cengengesan menjilati sisa kering jejak pergumulan mereka. Jangan-jangan, sekawanan monyet yang menyukai pisang dan kacang atau segerombolan anjing yang menggonggong masih jauh lebih berbudaya daripada kelakuan mesum mereka, karena "kaum binatang" itu tak pernah tergoda untuk mempertontonkan cara mereka bersenggama dan menyebarkan videonya tanpa sebab yang jelas.

Di balik semua aib kemanusiaan yang mencuat ke permukaan, sampai semua elemen bangsa ini bicara soal skandal Trio Porno itu, dari penjual tekwan sampai Presiden. Persoalan Trio mesum ini sudah terlalu berlebihan menyita energi perhatian bangsa. Isu-isu yang memerlukan perhatian serius adalah mega skandal Bank Century, tabung gas yang telah memanggang ratusan nyawa dan krisis energy, masalah air bersih serta kelangkaan listrik dan kasus-kasus besar lainnya. Kebenaran kita jadi berantakan, kecerdasan kita jadi nungging di kubangan kasus pembangkit syahwat yang nyata di pelupuk mata, potensi intelektual kita tidak lagi leluasa dan kritis dalam memecahkan masalah-masalah besar. Tapi justru tengelam dalam kemandegan taklid pada popularitas seksual semata. Ditengah lilitan krisis dan problema akut, masih banyak dari para elit justru bernafsu memuaskan ambisinya masing-masing, di mana para pelaksana negara ini terdiri dari orang-orang degil, rakus, tamak dan bermuka badak. Inilah hal ihwal, mengapa kita tak kunjung mengantongi tata nilai yang ajeg dalam hal bermasyarakat dan bernegara, atau memang pondasi hukum kita yang mandul. Sementara dari dunia entertainmen ada yang menilai, inilah era paling dekil dan kusam di dunia hiburan.

Sesungguhnya ada sesuatu hal yang sangat mendasar yang terlupakan, yakni: kemanjuran hukum kumur-kumur yang telah berlangsung sekian lama mengantarkan bangsa kita pada jurang kebangkrutan yang nyata. Sejatinya kebenaran, inilah akar masalahnya. Inilah "bara" yang membakar kemanusiaan kita. Inilah biang kerok yang menggembosi tatanan ahlak dan tata tertib kemanusiaan kita.

Jadi, dengan demikian, solusinya jelas. Bongkar dan banting lantas kubur dalam-dalam segala kebesaran mahluk yang cenderung mengideologis dalam hati, seperti jimat bernama "hukum kumur-kumur". Lalu bagaimana hasil dari kerisauan, kesedihan, dan "kemaluan" SBY? Kita lihat saja episode berikutnya.

Saya katakan bahwa baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur layak diidamkan. Di luar itu, yang ada cuma kemesuman, kejahilan, dan kepalsuan.

Barakallah

29 Juli 2010

Ipon Bae penulis lepas, tinggal di cirebon

*Artikel ini di tolak media X dan di kecam oleh para penggila Ariel di Fesbuk*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun