Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Van Halen dan "1984"

8 Oktober 2020   14:25 Diperbarui: 10 Oktober 2020   01:07 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gitaris legendaris Eddie Van Halen tampil di Billboard Music Awards 2015. Pendiri band Van Halen tersebut meninggal dunia akibat kanker pada 6 Oktober 2020.| Sumber: AFP/Getty Images/Ethan Miller via Kompas.com

Kepergian Eddy Van Halen, gitaris handal dari grup musik legendaris Van Halen, kemarin (6/10/2020) tidak hanya ditangisi oleh keluarganya tapi juga para penggemar musik rock di seluruh dunia yang mencitrakan grup band ini sebagai etalase kebebasan, kemandirian, ketidak-cengengan, dan penuh semangat.

Lihatlah lagu-lagu Van Halen yang walau terbilang keras, tapi tetap melodius seperti Jump, Love Walks in, Dreams, Why Can’t This Love, Panama, Can’t Stop Loving You, Human Being, Mine All Mine dan banyak lagi lainnya yang menggambarkan generasi 80an yang lebih berwarna tantangannya dibandingkan generasi sebelumnya.

Secara kebetulan saya lulus SMA tahun 84, dimana album Van Halen berjudul 1984 sedang happening dengan lagu gacoannya Jump yang saat itu merajai tangga lagu dunia (No 2 Billboard 200). 

Lagu yang dibuka dengan permainan keyboard itu terasa harmoni saat ditambah lengkingan gitar cabikan Eddy sehingga enak didengar ditambah vocal garang David Lee Roth - tidak akan terlupakan hingga kini. Namun lagu dengan awal keyboard ini tidak hanya ada di Jump tapi seingat saya ada juga ada di Love Wait dan Dreams.

Saat itu era MTV sedang ngetrend, di mana video musik di televisi jadi program wajib grup band dunia untuk menawarkan dan mempromosikan album dan lagu barunya-sesuatu yang saat ini kebanyakan dilakukan lewat YouTube.

Cuma sayang para penggemar rock negeri ini hanya bisa menyaksikan lewat layar video betamax atau VHS karena televisi swasta saat itu belum diizinkan untuk siaran, sedangkan TVRI cukup ketat aturannya dengan lagu-lagu asing yang terbilang keras.

Baru kemudian ketika RCTI sebagai televisi swasta boleh mengudara tahun 1989, itupun dengan menggunakan decoder, penggemar baru bisa melihat secara utuh tayangan lagu tersebut lewat program musik dari Amerika Serikat (AS). Wow....panjang banget perjuangannya.

Walau tidak bisa menonton secara visual, radio-radio swasta saat itu seperti Prambors, Elshinta, dan banyak lainnya sering mengudarakan lagu-lagu grup cadas ini. Untunglah saat itu, sudah zaman radio cassette Walkman buatan Sony, sehingga perangkat audio yang dibilang Warkop DKI ini "musik egois" bisa memuaskan dahaga akan musik dari grup band ini.

Singkatnya lagu-lagu Van Halen banyak mewarnai perkembangan saya dan teman sejawatnya saat kami remaja, bahkan hingga kini.

Sumber gambar: Pinterest
Sumber gambar: Pinterest
Eddy Van Halen yang kebetulan ibunya keturunan Belanda, Italia, dan Jawa berasal dari Rangkas Bitung dan ayahnya orang Belanda tulen, sepertinya memang ditakdirkan untuk jadi pembetot gitar legendaris dunia karena kepiawaiannya dalam memainkan gitar itu sehingga terasa mudah, ini komentar dari Ozzy Osbourne.

Eddy dan Alex Van Halen ikut ayahnya pada tahun 50an pindah ke Amerika Serikat, tepatnya di kota Pasadena, California untuk memulai hidup baru. Keduanya hidup di saat Grup the Beatles dan The Rolling Stones sedang ngetop. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun