Mohon tunggu...
IpangLay Seran
IpangLay Seran Mohon Tunggu... Petani - Pelangi Takkan Indah jika hanya memiliki Satu Warna.

Petani dari Timur Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Layu Sebelum Berkembang

16 Agustus 2019   12:41 Diperbarui: 31 Maret 2020   02:15 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kau dan Aku
 Duduk ditengah teriknya Sang Mentari
 Sambil menyaksikan Batang-batang Tebu berhamburan di tanah yang kering itu.

 Kala itu...
 Engkau menyuguhkan segelas air putih
 Dengan senyum penuh keikhlasan.

 Tak sadar diriku....
 Seketika hanyut dan terbuai
 Oleh senyum indah dari bibirmu.

 Jatuh Cinta ......???
 Ya.... Memang Itu Yang Kurasakan.

 Sudah Cukup...
 Selama ini Aku menjadi pemuja Rahasiamu.

 Semakin besar niatku
 Ingin berkata jujur tentang perasaan.

 Kembali Kau tersenyum padaku.
 Isyarat dari matamu bisa ditebak.
 Gejolak dalam dada makin besar terasa.

 Kaupun mendekat...
 Dengan Lembut Kau berbisik,
 "Maaf Aku Lebih Mencintai Dia".

 Katamu...
 Sebab Dialah yang saat ini
 Paling mengerti  perasaanku
 Menjawab semua kebutuhanku
 Meskipun secara perlahan.

 Aku layaknya Tebu
 yang ditanam di atas bebatuan.
 Layu sebelum berkembang.

 Lalu kau memberi sebuah kecupan manis
 Bagaikan Manisnya tebu saat diperah.
 Rasanya hanya sementara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun