Mohon tunggu...
ioanes rakhmat
ioanes rakhmat Mohon Tunggu... Penulis - Science and culture observer

Our thoughts are fallible. We therefore should go on thinking from various perspectives. We will never arrive at final definitive truths. All truths are alive, and therefore give life, strength and joy for all.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Belanda Asli Kulit Berwarna!

14 Maret 2016   11:40 Diperbarui: 27 April 2016   13:17 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Sebuah bangsa itu bak sebuah vas bunga indah. Harus dipelihara bersama untuk tetap indah dan menawan. Betapa sedih dan berduka kita, jika vas indah ini pecah dan remuk. Sumber http://www.plantpropaganda.com/exploding-flowervases-by-martin-klimas/

Amerika Serikat itu makin maju dan hebat dalam membangun peradaban Barat modern. Kenapa? Salah satu penyebabnya adalah pemerintah AS menerapkan kebijakan sosiobudaya dan politik multikulturalisme inklusif dalam semua bidang pembangunan dan pemajuan bangsa dan negara bahkan dunia. 

Selain Amerika, negara yang juga terkenal dengan kebijakan multikulturalisme yang sukses adalah Kanada, kendatipun sekarang ini para agamawan progresif di sana sedang mengingatkan masyarakat dan pemerintah Kanada tentang adanya bahaya laten dari para radikalis keagamaan Islam garis keras.

Di Amerika, siapapun, tanpa dibedakan berdasarkan apa yang di Indonesia disebut SARA, kalau cerdas, jujur, berprestasi, mau kerja keras dan tidak bermental separatis, diundang dan diberi kesempatan luas untuk ikut memajukan peradaban. Kalau Indonesia mau menjadi besar seperti AS, ya multikulturalisme tak bisa dihindari.

Apa yang kita pandang sebagai ekses negatif dalam kemajuan peradaban Barat ya kita gumuli dan pertimbangkan dengan serius. Tapi semua hal positif dari peradaban Barat modern, khususnya dalam dunia sains-tek Barat, ya kita ambil atau curi lewat pendidikan untuk kita terapkan di NKRI kita. China telah dan sedang melakukan strategi yang saya sudah ungkap ini sambil mereka tetap mempertahankan nilai-nilai kechinaan yang dipandang masih relevan dan kokoh.

Mengadu domba antaretnis dan agama itu sudah sangat lama dipakai Belanda saat mereka sedang menjajah nusantara Indonesia. Dengan politik adu domba untuk menguasai ini (devide et impera) Belanda bisa kuat menjajah Indonesia berabad-abad lamanya.

Sayangnya, berapa dekade setelah kemerdekaan NKRI 17 Agustus 1945, Belanda kembali menjajah Indonesia lagi dan tetap memakai politik kolonial devide et impera.

Bedanya: Belanda tempo doeloe kulitnya bule atau putih, Belanda yang sekarang sedang memecahbelah NKRI sudah berevolusi sehingga tak berkulit bule atau putih lagi. Kulit mereka sudah berubah jadi berwarnawarni.

Mereka suka dagang agama sendiri dengan iklan serba manis tapi mencaci agama-agama lain dengan pahit dan pedas. Mereka juga hobi membenturkan etnis yang satu dengan etnis yang lain. Anekaragam senibudaya asli Indonesia mereka pandang dengan mata memerah dan hati yang dongkol. Mereka riuh gembira saat melihat karya-karya senibudaya yang mereka benci berhasil mereka remukkan, pecahkan, dan hancurkan.

Mereka tertawa lebar menyeringai dan menampilkan wajah ganas saat mereka berhasil menghancurkan multikulturalisme dalam NKRI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun