Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Sampik-Ingtai, Cinta yang Tak Terbalas

22 Mei 2022   22:02 Diperbarui: 22 Mei 2022   22:05 3245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia sang pemilik cinta, didudukkan sebagai sosok multi dimensi. Dia bisa masuk di zona yang tak terduga, ibarat awan berarak di langit sulit melihat bentuknya yang permanen, semuanya berubah, dan dengan cepat, dan tak bisa diprediksi. 

Manusia multi dimensi seperti yang diungkapkan oleh Drijarkara dalam bukunya Filsafat manusia (1969:7).

Adalah sebuah sudut pandang tentang manusia, sekali lagi manusia sebagai makhluk yang berhadapan dengan dirinya sendiri dan juga menghadapi kodrat, bebas, namun kerap tak bisa berkutik terhadap kodratnya. 

Di terminal itu, Manusia bisa dipandang dalam bentuk kesatuan dengan alam, tapi juga berjarak dengannya. Manusia bisa melakukan apa saja terhadap alam tidak seperti hewan. ma

Maka, dalam dirinya kita bisa bertumpu untuk mendapatkan sebuah lentera , manakala dia dapat membuat keputusan mana yang baik dan mana yang jahat. Kebaikan diukur dari seberapa besar dapat membuat orang lain Bahagia, itulah menjadi ukuran, karena kasih menjadi sebuah piranti, dengan indikator "selalu memberi dan memaafkan" 

Dalam khazanah pitutur, aspek memberi posisi tangannya selalu di atas, dan dia akan berusaha untuk tampil mandiri, dan bebas. Tentu berbeda dengan peminta-minta selalu di bawah. memberi tak harus berarti uang, materi, namun juga kedudukan, kekuasaan, rakyat selalu di atas, karena dia memberi, namun sering diabaikan, percaya atau tidak, mereka yang tidak mengindahkan mereka yang memberi, maka imbalan kesialan akan selalu mengikutinya kemanapun pergi. 

Orang bijak berkata, mencari cinta adalah baik, tapi memberi cinta lebih baik. Makanya, Cinta bukan melepas dengan paksaan , tapi merelakan karena lapang. Bukan memaksa tapi memperjuangkan dengan sepnuh hati. Bukan menyerah tapi mengikhlaskan. Bukan merantai tapi memberi sayap agar bisa terbang bebas.

Manusia adalah satu-satunya makhluk di dunia yang memiliki kapasitas untuk membayangkan sesuatu yang belum hadir, sesuatu yang belum ada tetapi sesuatu yang hanya mungkin. 

Di sudut demikian, maka imajinasi telah demikian menjadi penyebab prestasi utama di banyak bidang ilmu pengetahuan, teknologi serta seni dan agama. Disna berpendar parallel dengan Sang pemikir fisikawan Albert Einstein, Lebih penting menjadi manusia yang berguna dari pada menjadi manusia yang sukses. Perilaku manusia mengalir dari tiga sumber utama: keinginan, emosi, dan pengetahuan demikian para bijak tempo dahulu bertutur. 

Atas dasar itulah, Kisah Sampik Ingtai adalah cerita alegori cinta tak berbalas, karena emosi dibangun atas , penyesalan, manuskrip lontar geguritan 'Sampik Ingtai itu menjadi folklore rakyat di Bali yang sangat melegenda, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun