Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bapak Tua Itu Mengingatkanku pada Ayah

13 April 2021   12:49 Diperbarui: 13 April 2021   12:53 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya saya memegangnya, dan lalu dia berkata " hidup selalu menampilkan  banyak wajah, berputar dan silih berganti, sejak setahun lalu saya drop, kondisi terus melemah. Katanya menambahkan.  Ya, bapak perlu istirahat, kata saya. Ya memang   begitu, seharusnya. sebab hal yang hebat tentang bertambahnya usia adalah kita  tidak kehilangan semua usia yang pernah  dialami

Nak katanya, kepada saya' hidup itu adalah persinggahan sementara, anak-anak lahir dari kita namun dia memiliki masa dan tempat sendiri .  Walaupun mereka tetap menghidupi kami, namun hidup, tidak hanya uang namun perlu  teman dan perhatian ketika renta, itu yang hilang,  Katanya pelan.  Sambil menerawang jauh.

Memandang orang tua itu,, terbersit  sebuah kesadaran baru, dan saya sadar  semua kehidupan akan menuju fase itu, hidup adalah ladang untuk melatih , dan  hasrat kehidupan adalah penderitaan, terpacu pada  dua konsepsi penting suka dan duka atau sehat dan sakit, selalu berdampingan.

 Namun demikian, Kesehatan adalah pemberian yang paling baik, kepuasan adalah kekayaan yang terbesar, dan kesetiaan adalah hubungan yang terbaik. Tanpa itu kehidupan tetap saja tak memberikan makna.

Ya orang tua itu, berkata bahwa  dalam kehidupan yang singkat, tentu tak ada masa benar-benar suka, dia akan selalu menampilkan wajah duka, oleh karena itu, kehidupan mengajarkan diri ini, bahwa kehidupan sesungguhnya ibarat  mencari  harta karun yang belum ditemukan itulah kebaikan, kebaikan muncul dari benih yang baik dan kebijaksanaan datang dari pikiran yang suci dan damai. Untuk berjalan melewati liku-liku kehidupan manusia, seseorang memerlukan cahaya kebijaksanaan dan panduan kebaikan.

Saya memandang dengan takjub betapa orang tua ini banyak tahu tentang makna kehidupan, dalam kesederhanaannya, dia tidak menyalahkan si apapun, usia tua adalah takdir, dan bukan pilihan dia mengalir bersama waktu,

Dia berkata dengan lemah, engkau harus tahu, bahwa Untuk menikmati kesehatan yang baik, untuk memberikan kebahagiaan yang nyata di dalam keluarga, untuk membawa damai, pertama-tama, seseorang harus disiplin dan mengendalikan pikiran mereka sendiri. Jika seseorang bisa mengendalikan pemikirannya dia bisa menemukan jalan keselamatan. Dan semua kebijaksanaan dan kebaikan akan datang sendirinya kepada mereka.

Saya , katanya lagi, "  tak pernah tahu, bahwa hidup dengan badan ini, adalah sementara,  Cintailah Semua, Layanilah Semua -- Bantulah selalu, janganlah menyakiti" adalah bagaikan obat spiritual yang akan menuntun umat manusia dari kepedihan kegelapan dan kebodohan batin, menuju kepada pelita dan kebahagiaan abadi, itulah yang aku yakini, manakala muda jangan sombong, ketika tua renta orang-orang tak akan peduli kepada kita.

Nak, selalu lah ingat akan dua kebenaran yang abadi! Bagian pertama adalah "Tuhan adalah Esa", dan yang kedua adalah, "kematian adalah sebuah takdir". Perjalanan terakhir, perjalanan pada kematian mu, tidak bisa dibatalkan dan ditunda. Apa persiapan yang kita sedang lakukan untuk perjalanan terakhir ini?

Berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk membebaskan dirimu dari hal-hal duniawi. Jika semua usahamu diarahkan untuk mendapatkan kesenangan sensual, dan ini adalah tanda pasti tingkat kebodohan. Sebaliknya gunakan semua keahlian dan energi mu untuk membebaskan dirimu! Kata penuh antusias.

Saya pesankan padamu katanya, Waktumu harus digunakan tidak hanya dalam tugas mengumpulkan informasi dan mendapatkan keahlian tertentu yang akan memberikan mu pendapatan untuk engkau bisa hidup; waktumu seharusnya juga digunakan untuk mendapatkan seni bersyukur dan tenang, pengendalian diri dan berani menghadapi tantangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun