Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Partai Demokrat Harus Sehat dan Perlu Katalis?

7 Maret 2021   20:38 Diperbarui: 7 Maret 2021   22:17 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pasca KLB Deli serdang,  SBY , AHY, pasti berjuang  sampai habis-habisan , karena mereka tidak rela diusir dari  rumah yang nyaman  selama ini. Namun rumah itu,  dilihat oleh lawan telah menjadi sarang tikus-tikus yang mengerat uang rakyat. Ketika mau dibersihkan, koq.  menolak,  Kakak saya berkata, justru itu yang membuat publik tidak simpatik, dan akan terus melorot di mata masyarakat. Situasi panik ini, sesungguhnya, mengabarkan  bahwa  kedewasaan politik belum  dibangun dengan baik.

Alih-alih membangun opini agar simpati publik meningkat dengan diksi   begal politik, pemerkosaan demokrasi dan istilah lain, yang ingin memberikan pemahaman publik justru mengingatkan benak publik akan aksi korupsi dan begal uang negara. Ibarat  menuang air ke dalam tempat yang tenang, semua kotoran seakan muncul ke permukaan, dan publik menjadi sadar bahwa selama ini, sesungguhnya mereka membohongi, dan  yang berteriak  sesungguhnya  meneriakkan  keburukannya sendiri.

Kakak saya tersenyum itulah politik, yang bisa membuat kita terus disadarkan, dalam aspek itu hadirnya  Jenderal Moeldoko  dalam sengkarut masalah Partai Demokrat, sejatinya ingin memperbaiki,  tentu tidak mudah baginya, sosok jenderal mantan panglima ini, kejadian ini sesungguhnya adalah perang  urat saraf / psywar yang kelak membuat namanya besar. 

Kejadian ini  membutuhkan  'kesabaran yang tinggi' dan menggunakan prinsip yang dia yakini benar.  Memang  seperti kata-kata Confucius pada refleksi sebagai pemenang, akan datang dengan mudah, manakala, Dia yang menghormati orang lain tidak akan dipermalukan. Dia yang toleran akan mendapat dukungan , dia bertindak jujur akan dipercaya oleh yang lain , dia yang rajin akan berhasil dalam usahanya ; dia yang murah hati akan membuat orang lain bekerja keras untuknya. Siapa pun yang melakukan prinsip itu, akan lahir sebagai pemenang.

Dalam bingkai itu, sebuah harapan publik yang semakin kritis pun terus  dilakukan,  maka pihak SBY  seakan telah membenarkan konsepsi penting dalam Arrow's impossibility Theorem (teori kemustahilan Arrow), sebuah paradoks pilihan sosial yang menggambarkan ketidakmungkinan memiliki struktur yang dia sodorkan kepada publik, ketika struktur kepartaian didominasi  oleh klan keluarga. Prosedur seperti itu tidak adil .

Kondisi ini merupakan analisis kritis pada kebijakan-kebijakan untuk merekayasa kultural dan membentuk opini pada publik. Namun pihak Partai Demokrat yang dinakodai oleh SBY dan dilanjutkan oleh AHY  nampak tidak melihat sisi ini, sehingga menghasilkan guncangan publik, maka perlu dilakukan pembenahan.

Kenneth Arrow sang penggagas teori itu (1972) itu menyebutnya, untuk menjawab pertanyaan yang sangat mendasar dalam teori pengambilan keputusan kolektif, ada beberapa alternatif untuk dipilih, agar bersifat adil dan terbuka.  Oleh karena itu, ketika pengangkatan AHY sebagai ketua umum, secara aklamasi, namun kondisinya di buat agar tak ada pilihan lain, sehingga para kader seakan terlihat kompak, sesungguhnya , bentuk  penjilatan  yang samar terjadi dalam keputusan aklamasi itu..

Rekayasa kultural memang memungkinkan untuk meraih kekuasaan.  Kakak saya berkata lagi, bahwa, kekuasaan memang menggiurkan dan sering berbahaya, seperti kata penulis Inggris, Aldous Huxley, Semua demokrasi didasarkan pada proposisi bahwa kekuasaan sangat berbahaya dan sangat penting untuk tidak membiarkan satu orang atau kelompok kecil memiliki terlalu banyak kekuatan untuk waktu yang terlalu lama.

Membegal uang rakyat jauh lebih berbahaya, namun berteriak tentang begal politik dan partai masih lebih baik diantara pilihan yang buruk, namun itu yang kerap dilupakan oleh SBY, dan pendukungnya.  WS Rendra berpesan, " Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi, maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan. Tidak mengandung perdebatan Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan.

Ketika memandang perselisihan Partai Demokrat ini, saya teringat nasihat Mahatma Gandhi, "Kekuatan tidak berasal dari kemenanganmu, perjuangan mu lah yang mengembangkan kekuatanmu. Ketika kamu melewati waktu-waktu sulit dan memilih untuk tidak menyerah, itulah arti dari kekuatan". Moga bermanfaat*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun