Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Retak-retak Hati Seorang Ayah Tua

24 Februari 2021   14:24 Diperbarui: 24 Februari 2021   14:39 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang tua itu tampak masih tegap dan gagah dengan rambut mulai memutih. Berjalan menuju suatu kuwil berundak di desa itu, dia tidak sendiri , ada istri di sampingnya, dengan sabar dia melayani istrinya yang sedang sakit, karena stroke , beberapa bulan berselang. Walaupun kini, sudah hampir pulih.

Ada pesan nyata, bahwa penderitaan hidup memang tidak selalu sepi, ada suka, ada duka, lara dan juga mati, adalah lingkaran yang tak bisa ditawar lagi oleh si apapun. Manusia kerap terjebak oleh pikirannya, karena banyak yang dicari padahal hidup ini, seperti tergurat dalam sastra " secepat kilatan petir' sungguh amat singkat.

Saya mendekat, dia membalas dengan senyuman. Senyum yang beragam makna namun tetap dia berikan pada semua orang. Cerita banyak mengalir dalam komunikasi singkat. 

Saya berhenti dalam sebuah pengakuan, yang tulus dan membuat saya tertegun. "Saya sekarang tinggal numpang di rumah anak saya yang sulung, dengan ekspresi sedih, seakan ada rasa malu numpang di anaknya itu. Padahal anaknya dibesarkan dan disekolahkan sampai mapan hingga kini, dari hasil jerih payahnya. Pengorbanannya seakan pergi bersama angin selatan., tak berbekas

Saya menatapnya dengan penuh keseriusan dan banyak narasi pertanyaan berkelebat dalam benak, bukankah dia yang menyekolahkan anaknya dengan tekun , dan memberikan makan, hingga tumbuh besar, Dia kini mandiri dan berhasil, kok sang ayah masih merasa malu pada sang anak, Ada apa gerangan?

Dan, saya merasakan ada semacam kegelisahan mereka , kalau sudah tua memberati sang anak. Anak sih tidak apa-apa, kalau menantu, ceritanya menjadi lain. Cerita yang memang bisa ngeri-ngeri sedap.

Kegelisahan yang mungkin identik dengan sang ayah, dari Jeff Bezos, karena mereka broken Home, hidup bergelimang percekcokan, sang ibu menikah lagi, hidupnya dengan ayah tiri, namun lingkungan membesarkannya menjadi pria hebat,

Dia berkata "Aku merasa bahwa ayahku memang dia. Aku tidak malu dengan kenyataan tersebut' walau dia ayah tiri ku, namun dia menginspirasi aku, untuk berbenah " Kata Pendiri Amazon itu,

Jika Anda memutuskan bahwa hanya akan melakukan hal-hal yang Anda tahu akan berhasil saja, Anda akan meninggalkan begitu banyak kesempatan," kata Jeff suatu ketika tentang keputusannya menjadi entrepreneur. Sehingga kekayaan yang luar biasa itu. hadir dalam hidupnya.

Dunia kini banyak yang menduga bahwa umurnya sudah mulai tua, betapa tidak? Berita teranyar, perkara anak gugat ayah kandung Rp 3 miliar. Ayahnya memikul beban pikiran berat hingga sering melamun. Ayah yang digugat tiga anak kandungnya, RE Koswara, membuat laporan kepada Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat (Jabar).

Laporan tersebut menyusul intimidasi yang dilakukan anak-anak kandungnya. RE Koswara diketahui pihak tergugat dalam perkara perdata anak gugat ayah kandung Rp 3 miliar menyusul sengketa tanah dan bangunan yang berlokasi di Jalan AH Nasution, Kota Bandung itu (sumber https://jabar.inews.id/berita).

Berita itu memang membuat kita terhenyak, betapa harta kadang membuat hubungan ayah, saudara menjadi retak hubungan anak dan ayah tak harmoni, lalu dimanakah kesalahannya. 

Pendidikan keluarga ataukah apa? tak jelas jawabannya. Sulit memikirkannya bahwa sang anak harus rela menyakiti orang tua" yang membesarkannya' ke mana kasih sayang itu pergi, ke mana nurani itu menguap, dan ? mengapa menguap?

Saya teringat pesan dokter, pada orang tua yang anaknya, masuk rumah sakit karena kelebihan minum (miras), anak bukanlah investasi, membesarkan anak adalah kewajiban orang tua karena naluriah, lakukan itu saja. 

Artinya, orang tua tak boleh berharap banyak, atau menggantungkan hidupnya pada mereka, lakukan perbuatan baik itu saja. Pesan baiknya, yang perlu dibangun di hatii anak-anak tidak semudah menulis huruf diatas pasir, kerap seperti menulis di atas air " hilang terbawa arus.

Tulisan seorang anak yang memahami peran orang tua mampir ke WA saya, dia menulis kalimat yang indah, "Ayah Bunda itu layaknya pelita sebagai penerang hidup. Ibarat cahaya lilin yang selalu setia menerangi setiap sudut jalan. Dan sebagai semangat yang menjadi motivasi tuk tetap kuat untuk terus melangkah maju"

Menjadi seorang ayah dan ibu, memang tak ada sekolahnya, sehingga membesarkan nya pun lebih secara insting, ketika mendidik anak maka kekhawatiran kita tidak diperhatikan di usia tua, adalah sisi gelap pendidikan anak di rumah tangga.

Maka kata bijak pun bertutur, bahwa, "Lakukan hal yang Anda takuti dan terus lakukan ... itulah cara tercepat dan paling pasti yang pernah ditemukan untuk menaklukkan rasa takut." "Ketakutan tidak ada dimana pun kecuali di dalam pikiran."

Maka, sebagai orang tua hanya tekun membesarkan anaknya dengan kasih, memanjakannya juga kerap beda tipis dengan menjerumuskan Oleh karena itu milikilah antusiasme, sebab "Antusiasme yang didukung oleh rasa dan ketekunan adalah kualitas yang paling sering membuat kesuksesan.

Usia senja akan hadir pada semua kehidupan, sebelum kematian menjemput, bersyukur bagi mereka yang mampu menggapai usia tua, sebab ketuaan adalah keniscayaan, ada wahana bagi anak-anak untuk merawatnya dengan baik.

Di sinilah kata balas budi menjadi terealisasi' karena pernah membesarkannya, karena mengandung, dan, bagi mereka yang mampu membahagiakan sang ayah dan ibu, ketika masih mereka 'sadar' sangat baik, untuk melayaninya, kita akan memperhatikan bahagia nya mendapat pelayanan dari anak-anaknya yang sejak dalam kandungan dirawatnya dengan baik.

Sebuah tulisan yang menarik, " Orang tua tak pernah berharap harta kekayaan dari anaknya, namun perhatian dan kasih sayang tulus dari anak, menantu, dan cucu, itulah yang sangat mereka harapkan". tulis Maureen Hawkins seorang aktris dari negeri Paman Sam (AS,) dan dia mengingatkan kita.

"Sebelum engkau dikandung, ibu menginginkan engkau ada. Sebelum engkau dilahirkan, ibu telah mengasihi mu. Sebelum engkau keluar dari kandungan, ibu pun rela mati untukmu. Inilah keajaiban kasih sayang ibu, Moga bermanfaat *****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun