Getah (Lateks)  pepaya dikumpulkan dan diekstraksi seperti yang dijelaskan oleh Rathi dan Gadevar (2007). Buah matang mentah disadap  pagi  hari dan selesai pada tengah hari. Potongan atau sayatan  dilakukan secara  vertikal sedalam 1-2 mm dibuat menggunakan pisau stainless steel. Getah yang mengucur kemudian di tampung  pada alat mangkok  plastik. Lateks kemudian dikerok ke dalam box  plastik yang ditutup rapat. Lateks yang menempel pada buah dengan hati-hati dikerok dan dipindahkan ke kotak pengumpul menggunakan sendok plastik. Lateks yang terkumpul dicampur dengan Kalium Meta-Bisulfit (K2S2O5) dengan rasio 0,5% W / W.
PENGERINGAN DAN PENYIMPANAN GETAH PEPAYAÂ
Lateks (getah pepaya)  dikeringkan seperti yang dijelaskan oleh Puig et al. (2008). Lateks yang terkumpul disusun dalam baki aluminium dan dikeringkan dalam pengering baki pada suhu 40 C, tekanan 746,6 mbar untuk 2 jam. Setelah pengeringan, lateks dipindahkan ke botol plastik dan disimpan pada suhu -20 C  siap untuk  analisis (Nitsawang et al., 2006).
PERSIAPAN EKSTRAK Â PAPAIN DAN PARTISI Â TIGA FASE
Persiapan ekstrak kasar (crude) papain dan partisi tiga fase dilakukan mengikuti metode modifikasi Vetal dan Rathod, (2015). Papain kasar dibuat dengan melarutkan 10 g lateks yang dicairkan dalam 100 mL buffer fosfat 0,1 M pH 7. Homogenat disaring kertas  saring  Whatman No.1 dan disentrifugasi pada 5.000 rpm selama 30 menit. Setelah sentrifugasi, supernatan dikumpulkan dan dianalisis untuk kandungan dan aktivitas protein, sedangkan pelet dibuang.
Untuk partisi tiga fase, dilakukan sebagai berikut. Sebanyak 10 mL ekstrak kasar (crude) papain ditambahkan ke dalam 50 mL labu, dicampur dengan 10 mL t-butanol diikuti dengan penambahan 8 g amonium sulfat (= 40%, b / v) pada 45 C. Kemudian, pH campuran diatur sampai 7 dan diaduk pada 200 rpm selama 100 menit dan disentrifugasi pada 5000 rpm selama 20 menit untuk memudahkan pemisahan fasa. Akhirnya, campuran disimpan pada suhu kamar dalam corong pemisah selama 1 jam untuk pemisahan fasa. Tiga fase berbeda diamati dan dipisahkan dengan hati-hati. Fase atas dibuang sementara fase menengah dan bawah digunakan untuk studi lebih lanjut. Fase antara dilarutkan dalam 0,1 M dapar fosfat pH 7 dengan perbandingan 1: 0,5 (v / v), masing-masing. Kandungan protein, aktivitas enzim,tingkat  pemurnian dan pemulihan aktivitas persentase ditentukan untuk fase-fase tersebut
PENGUKURAN KANDUNGAN PROTEIN
Konsentrasi protein menggunakan metode  lowry , dengan memakai reagen Folin (Lowry et al., 1951). Larutan sampel ekstrak kasar  papain dicampur dengan baik menggunakan vorteks dan 1,5 mL larutan sampel  dipindahkan ke tabung centrifuge volume  10 mL. Kemudian, 2,2 mL larutan lowry segar ditambahkan ke masing-masing tabung sampel dan larutan dicampur secara bertahap menggunakan  vortex.
Setelah 20 menit inkubasi pada suhu kamar dalam ruang gelap, sebanyak  0,3 mL 0,5 mM Folin reagen ditambahkan ke setiap tabung dan segera dicampur menggunakan vortex. Larutan i diinkubasi selama 30 menit pada suhu kamar dalam ruang gelap. Kemudian, larutan dicampur diaduk dengan  vortex dan 4mL masing-masing dipindahkan ke kuvet. Absorbansi diukur pada 660 nm. Bovine serum albumin (BSA) digunakan sebagai standar. Larutan stok 10 mg / ml disiapkan menggunakan larutan buffer. Stok larutan dibuat konsentrasinya menjadi 0,5, 1, 1,5, 2, 2,5 mg / mL
PENGUKURAN AKTIVITAS PROTEASE
Uji aktivitas  enzim papain dilakukan menggunakan protokol yang dijelaskan oleh Cupp-Enyard (2008). Yakni sebanyak 5 mL Larutan kasein 0,65% ditambahkan 15 ml sampel dan tabung reaksi kosong, dan diseimbangkan dalam air suling  pada suhu 37 C selama 5 menit.