Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menanam Pepaya untuk Memenuhi Gizi Keluarga

22 Mei 2020   16:31 Diperbarui: 22 Mei 2020   20:10 1959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pepaya tanaman yang menarik dan mudah tumbuh di halaman rumah. Keberadaanya lumayan bisa memenui kebutuhan akan buah segar yang kaya  gizi terutama karoten dan vitamin C. Kini pepaya merupakan tanaman yang prosfektif untuk dikembangkan di pekarangan rumah, maupun dikembangkan secara profesional karena harganya stabil dan  banyak peminatnya.

Saya memiliki 3 pohon pepaya, dan kebetulan jenis pepaya California, buah  matang manis , berbuah sangat lebat, dan cepat berbuah, tahan hama, tidak membutuhkan pemeliharaan khusus,  sehingga saban hari di keluarga saya  selalu ada pepaya matang, sebagai  pendamping setia panganan  cuci mulut.Artinya kebutuhan buah segar untuk  keluarga terpenuhi dengan adanya  pepaya itu. Di samping juga kerap yang masih mentah digunakan rujak, sehingga pepaya memang mengasyikkan.

Ketika saya studi banding ke Papua, salah satu restoran yang saya kunjungi menyajikan sayur bunga pepaya, rasa pahit, menurut yang menjual, ini baik untuk mengusir nyamuk. Namun di Bali Utara orang lebih banyak menggunakan  daun pepaya muda untuk sayur urab dan pecel. Daun pepaya muda memberikan rasa pahit,   sensasi rasa pahitnya memang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan selera makan.

PEPAYA DIMANFAATKAN DI KELUARGA SAYA

Pepaya selain yang matang atau masak, pepaya muda banyak digunakan untuk sayur. Ada beberapa jenis sayur yang ada di keluarga kami di desa antara lain. Pertama (1)   Sayur urab. atau plecingan. Komposisinya adalah  pepaya muda  direbus, kemudian diparut dengan  giginya yang lebih kasar dari parutan kelapa (di rumah saya, disebut direkrek,) lalu diisi bumbu , cabe, kencur bawah putih dan kelapa parut dan biji kacang merah direbus. Kalau diisi dengan daging cincang menjadi lawar gedang, dan  kerap ditambahi  dengan  sarang lebah (royal jely) sehingga rasanya, mak yus.

Kedua (2) Sayur kuah. Isinya adalah buah pepaya  muda di iris -iris ditambah dengan biji kacang merah direbus,diisi bumbu lengkap, sereh, daun salam,  digodok sampai pepayanya lunak, kalau ada tetelan ayam, atau daging lainnya bisa juga, sehingga kaldunya banyak mengandung vitamin dan mineral, sehingga bertambah  nikmat apa lagi  dimakan engan  nasi panas-panas. Waduh..... mantap.

Ketiga (3), penggunaan buah pepaya muda, digunakan untuk mengambil minyak dari kelapa (di bali disebut nandusin). Kelapa muda biasanya ikut di parut  bersaan memarut kelapa. Kata ibu saya waktu itu adalah  untuk mendapatkan minyak kelapa lebih banyak atau memudahkan mengeluarkan minyak kelapa  dari santannyaatau bahas ilmiahnya lebih mudah mengekstraksi minyak, sehingga rendemen yang dihasilkan tinggi.

Keempat (4), Daging  mentah sebelum di masak biasanya dibungkus dengan daun pepaya, kata ibu saya, tujuannya  agar daging cepat  lunak., dan buahnya juga dimasukkan ketika daging itu direbus. Setelah mempelajari enzimologi, saat kuliah di ITB, baru saya tahu mengapa ayah dan ibu menggunakan pepaya muda, karena mengandung enzim proteolitik, yang diberi nama papain yang memecah serabut daging liat dan telah dimanfaatkan selama ratusan  tahun oleh penduduk asli Amerika Selatan.

SISI MISTIS POHON  PEPAYA DI BALI.

Di desa saya di Bali, khusus di Kabupaten  Klungkung menanam pepaya di pekarangan banyak yang  tidak mau, karena tanaman ini sangat disenangi oleh orang yang punya ilmu "leak". Entahlah, karena dalam ceritera calon arang, pohon pepaya dari  jenis gedang renteng dengan ciri pohonnya  tinggi dan buahnya kecil-kecil jarang yang bisa dimakan, itu digunakan dalam pentas seni calon arang itu.

Pohon gedang digunakan  tempat bersandarnya, murid-murid dari ratu Datu (Calonarang), baik dalam bentuk cluluk, rangda maupun rarung. Maka diyakini di bawah sadar  gedang itu tempat  orang yang sedang ngelekas'ngeraga sukmo' khususnya yang mau merubah rupa menjadi leak, seperti rangda, celuluk, leak barak dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun