Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sri Rama: Kau Tidak Akan Pernah Melihat Indahnya Pelangi, Jika Kau Menunduk

27 Maret 2020   12:07 Diperbarui: 27 Maret 2020   12:35 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perlu engkau ketahui adikku, kalau engkau iri vibrasimu menurun drastis, energi negatif memasuki jiwa ragamu, ketahuilah virus bervibrasi di tingkat energi di bawah 100. Tanaman di tingkat energi setidaknya 550 (cinta kasih). Laksanakan cinta kasih dalam keseharian. Ia sayap jiwa yang membuat mu tidak bisa disentuh oleh virus mana pun. Banyak contoh orang bijak puluhan tahun melayani orang berpenyakit, tapi beliau sama sekali tidak terkena penyakit itu.

Lalu kini dalam medan perang ini, maka yang perlu engkau laksanakan adalah , dengan menjadi teladan bagi pasukan kita dan memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Lalu apalagi kakak, Tanya Laksmana sambil memandang kakaknya. Sri Rama berkata, tunjukkan cinta padanya, "Tunjukkan Cinta Tunjukkan kepada anak bahwa cinta mu tidak bersyarat. Tunjukkan rasa cinta dan hormatmu, bahkan pada orang-orang yang berbeda darimu. Tunjukkan rasa cinta juga pada diri mu sendiri dan biarkan mereka melihat bahwa drimu tidak menghakimi siapa pun.

Bagaimanakah harus menghargai diri? Laksamana, perlu engkau capkan dengan baik bahwa, dirimu harus membangun harga diri siapapun . Seseorang yang memandang positif dirinya cenderung memandang positif orang lain. Mereka tidak mudah merasa terancam jika orang lain berbeda dengannya. Seseorang yang bahagia, gembira, dan diperlakukan penuh hormat juga cenderung memperlakukan orang lain dengan hormat. Seseorang yang merasa nyaman dengan dirinya juga lebih senang bereksplorasi dan tidak ragu berdebat dengan sehat.

Kutambahkan bahwa, tidak menilai pihak lain. Kita hidup dalam dunia yang tidak sempurnya. Tidak ada manusia yang sempurna. Siapa saja dari suku apa saja, dan dari agama apa pun bisa melakukan kesalahan. Tahan dirimu untuk berkomentar menyangkut perbedaan (ras, suku, agama) dengan hal salah yang mereka lakukan. Dengan demikian siapa pun belajar darimu untuk selalu memaafkan dan menghargai perbedaan.

Ada hal-hal lain yang perlu engkau sadari Laksamana , apa itu Kakak? Tanya Laksmana Lagi, Rama berkata, "Engkau dalam membina pasukan dan keluargamu, wajib menghargai tradisi keluarga dan belajar tradisi Lain. Rayakan tradisi dalam keluargamu dengan gembira dan penuh hormat. Diskusikan makna tradisi itu bagi mu dan keluargamu. Cobalah mengeksplorasi tradisi lain, hari raya lain, di luar zona nyamanmu. Ajak keluargamu memperhatikan bagaimana tradisi dan hari raya yang berbeda memberi makna bagi pelakunya.

Perlu engkau lakukan Laksamana, "Biarkan pasukan kita dan keluargamu terpapar keragaman yang ada, sehingga mereka berbahur banyak tradisi lain yang dia ketahui. Ketika dirimu hendak memilih kegiatan apapun, pertimbangkan keragaman yang akan ia temui. Salah satu cara terbaik untuk membuat keluargamu mau memahami orang lain adalah dengan mengalaminya sendiri. Pengalaman menjelajah , berpetualang, serta berkenalan dengan ragam sosial budaya dan masyarakat akan membuat keluarga bisa menghargai dan menghormati orang lain dan tetap bisa mengekspresikan pandangan, nilai-nilai, atau budaya. Ajari keluargamu bahwa kita tak harus setuju atau mengadopsi perbedaan itu, tapi kita bisa selalu menghargai orang lain yang berpegang teguh pada nilai yang dianutnya.

Laksmana mengangguk dan dia pun pamit, dalam dirinya merasa tercerahkan bahwa, aku belajar diam dari banyak bicara, toleransi dari yang tidak toleran, dan kebaikan dari yang tidak baik, namun aneh, aku tidak berterima kasih kepada guru-guru tersebut, padahal itulah yang membuat aku menyadari betapa kaadaan itu membuat aku kuat. Moga bermanfaat*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun