Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selamat Hari Kartini

21 April 2019   15:55 Diperbarui: 21 April 2019   16:00 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika menyambut hari kartini, teman saya berpesan  , pesan --pesan yang indah untuk istri tercinta, dia menulis sederetan kalimat sebagai tanda takzim pada sang istri, Kasihku, ...kehidupan pun berproses menuju ke tempat yang selalu aku rindukan, perubahan terus terjadi, kasih... Aku...membayangkan ketika dirimu hamil  wajahmu akan menawan dan sangat indah, semoga engkau cepat dikasi karunia Tuhan, untuk dapat segera memiliki keturunan.Untuk menghapus kesedihanmu selama ini,  sepi tak ada nyanyian bayi lagi dalam kehidupanmu.

Demikianlah tulisannya, membuat saya tersenyum, sebab selama ini istrinya sebagai wanita belum dikarunia momongan, yang membuatnya merasa kesepian, hidup , dan perkawinan selalu dicekoki bahwa harus memiliki keturunan.

Saya tanya mengapa demikian penting, anak itu, " Katanya dengan suara yang keras, "anak merupakan bagian dari amanah Tuhan  di mana kalangan orangtua tidak dibenarkan melalaikannya, apalagi lari dari memikul amanah besar tersebut.

Teman saya menambahkan, ketika  ada anak --anak bercanda dengan riang, Disanalah jiwaku bahagia, bahwa hidup ini berarti seutuhnya.i, " Sehingga coretannya pada Istrinya diulanginya lagi, " Kehamilanmu menandakan bahwa dirimu telah menjadi tanda, bahwa keluarga yang utuh sudah bisa digapai rahmat dan karunia-Nya. walaupun kita satu keluarga , namun kita nanti pasti akan berpisah. Karena alam membuat kita hidup bersama setelah itu kita pergi sendiri-sendiri. Hidup menjadi tua, kemudian mati, hanya tinggal kenangan, kenangan itulah yang kita bangun.

Dia meneruskan kalimat indahnya,"  Disana juga lah engkau menjadi bayangan-bayangan nyata, bahwa hidup menghadirkan dua dimensi suka dan duka, kegembiraan dan ketakutan selalu menjadi titik-kritis kehidupan. Aku berkata syahdu padamu di suatu waktu, Istriku, ketika engkau mencintaiku, maka cintailah aku apa adanya, jangan engkau harapkan kesempurnaan dariku, karena kesempurnaan adalah ketika engkau bisa mencintaiku tanpa syarat."itulah kata yang pernah aku ucapkan di suatu sudut kota yang indah. Kesempurnaan tak ada pada diriku, namun kita hidup saling melengkapi"  

Sebagai seorang suami yang romantis dia menulis deretan keindahan dalam kata, " Bunga mekar ditaman yang indah kita pernah berjanji kuucapkan kata-kata bahagia, selalu, "Istriku, yang namanya cinta akan menjadi indah jika berpondasikan dengan kasih sayang Sang Pencipta, karena sesungguhnya cinta berasal dari-Nya dan cinta yang paling utama adalah cinta kepada Sang Pencipta."

Demikianlah kita pernah berikrar beberapa tahun silam, aku bahagia mengenang itu, engkau selalu tersenyum dengan sangat mesranya. Aku katakan juga dunia ini selalu berubah, kita siap untuk bisa berpisah, karena hidup kita sementara, dibandingkan umur bumi.

Tulusinya lagi, Sayangku, mungkin dahulu Tuhan sengaja mempertemukan kita dengan orang yang salah sebelum mempertemukan kita dengan insan yang betul, supaya apabila kita akhirnya bertemu dengan insan yang betul, maka kita akan tahu bagaimana caranya bersyukur dengan pemberian dan hikmah di balik pemberian tersebut."Oh... tuhan engkau maha mengetahui segalanya. Engkau perekayasa jagat, aku bersujud di hadapanmu yang maha memberi.

Saya tetap menatap tulisannya dia memuji istrinya, "Sayangku, cinta yang sesungguhnya akan mengatakan aku butuh kamu, karena aku siap untuk mencintaimu dan menjalani suka duka bersamamu." Sayang, didada ini bergetar sel, bahwa, aku mengetahui bahwasannya pengorbanan dirimu untukku sangatlah besar, karena ku tau bahwa wanita itu selalu menjaga hati orang yang ia sayangi sehingga terkadang hatinya sendiri tersiksa, inilah pengorbanan wanita untuk lelaki yang tak pernah sadar seperti diriku, aku tersenyum mengingatnya , engkau adalah wanita terhebat yang aku kenal.

Akhirnya, kalimat diakhiri, Sayang, maafkanlah aku ini wahai kasihku, jika seandainya aku pernah membuatmu menangis, sekarang barulah aku tahu, bahwa air mata merupakan satu-satunya cara bagaimana mata berbicara ketika bibir tak lagi mampu menjelaskan apa yang membuatmu terluka.

Sayangku, ketahuilah bahwasannya di dalam kesendirianku, bayangan dirimu masih selalu datang menghampiri, memelukku dan menguatkanku. I love you sayang.. senyummu selalu membuat jiwaku bangkit... terima kasih engkau telah hadir membangun karya imajinasiku dalam hidup ini. I Love you sayang, Selamat Hari Kartini... istriku, Oh sangat manis.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun