Mohon tunggu...
Intn_ Nrmll
Intn_ Nrmll Mohon Tunggu... mahasiswa

sukaa explore hall baru💫

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

mewujudkan agrikultur berkelanjutan melalui transformasi digital menuju sistem pangan global

5 Oktober 2025   16:59 Diperbarui: 5 Oktober 2025   16:24 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://share.google/images/sXLdMkjfh66q8KClo

3. Regenerasi Petani dan Kesenjangan Demografi

Isu mendasar lainnya adalah krisis regenerasi petani. Di banyak negara, termasuk Indonesia, populasi petani didominasi oleh kelompok usia tua. Generasi muda (milenial dan Gen Z) cenderung enggan melanjutkan profesi ini karena dianggap tidak menjanjikan, berisiko tinggi, dan memiliki citra sebagai pekerjaan yang kotor serta tidak modern. Mereka berbondong-bondong meninggalkan desa menuju perkotaan, menyebabkan alih fungsi lahan dan hilangnya pengetahuan pertanian tradisional.

Kesenjangan demografi ini diperparah oleh keterbatasan akses permodalan, teknologi, dan pasar bagi petani kecil. Skala usaha yang kecil dan fragmentasi lahan membuat petani sulit mencapai efisiensi ekonomi dan mengadopsi teknologi mahal. Hal ini memunculkan tantangan distribusi yang tidak efisien, marjin keuntungan yang tipis, dan ketergantungan pada rantai pasok yang didominasi oleh pihak ketiga (tengkulak atau middlemen), yang pada akhirnya merugikan petani dan konsumen.

II. Transformasi Digital: Pilar Pertanian Presisi
Untuk mengatasi tantangan efisiensi dan adaptasi iklim, sektor pertanian harus beralih dari praktik bertani tradisional yang seragam (one-size-fits-all) menuju sistem yang lebih cerdas, tepat sasaran, dan berbasis data, yang dikenal sebagai Pertanian Presisi (Precision Agriculture).

1. Peran Sentral Teknologi Digital

Pertanian Presisi adalah pendekatan manajemen pertanian di mana berbagai informasi dari berbagai sumber dikumpulkan, dianalisis, dan diinterpretasikan untuk membuat keputusan yang tepat sasaran terkait input (pupuk, air, pestisida) pada lokasi dan waktu yang spesifik di lahan pertanian.

Internet of Things (IoT) dan Sensor: Penggunaan sensor tanah, cuaca mikro, dan perangkat IoT pada tanaman memungkinkan petani memantau kondisi lahan secara real-time. Sensor ini dapat mengukur tingkat kelembapan tanah, pH, kandungan nutrisi, dan bahkan tingkat stres tanaman akibat penyakit atau kekeringan. Data ini memungkinkan irigasi hanya dilakukan pada bagian lahan yang membutuhkan (menghemat air), atau pemupukan hanya pada zona defisit nutrisi (menghemat biaya dan mengurangi polusi).

Drone dan Penginderaan Jauh (Remote Sensing): Teknologi drone dan citra satelit memberikan gambaran visual beresolusi tinggi (melalui citra NDVI - Normalized Difference Vegetation Index) untuk mengidentifikasi area yang mengalami masalah kesehatan tanaman atau serangan hama lebih awal. Petani dapat memetakan variabilitas di dalam lahan mereka, menerapkan pupuk atau pestisida secara variabel (Variable Rate Technology - VRT) hanya pada titik-titik yang memerlukan intervensi, bukan pada seluruh lahan.

Kecerdasan Buatan (AI) dan Machine Learning: AI adalah kunci untuk menganalisis volume data besar (Big Data) yang dihasilkan oleh IoT dan drone. AI dapat memprediksi pola cuaca, memproyeksikan hasil panen, mengidentifikasi penyakit tanaman secara akurat, dan bahkan menentukan waktu panen yang paling optimal untuk memaksimalkan harga jual. Ini mengubah peran petani dari pekerja lapangan menjadi manajer data yang cerdas.

2. Digitalisasi Rantai Nilai dan Akses Pasar

Transformasi digital tidak hanya terjadi di ladang tetapi juga di seluruh rantai nilai. Platform Agri-Tech (teknologi pertanian) berbasis e-commerce dan fintech mulai menghubungkan petani secara langsung dengan konsumen atau pasar yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun