Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda asal Cimahi, Jawa Barat kelahiran 1 Mei 1994. Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Adalah Kekuatan Besar

22 September 2022   08:00 Diperbarui: 22 September 2022   08:00 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pancasila (Sumber: Freepik yang sudah diolah penulis)

Selamat pagi sahabat setia Kompasianer dan Reader!

Sila ke-2 dari Pancasila menyiratkan keutamaan dari 3 kata yaitu:

Masing-masing memiliki makna luar biasa jika digabungkan menjadi satu kalimat. Dan 3 kata tersebut mengartikan bahwa perjuangan yang berlandaskan Kemanusiaan, Keadilan, dan Keberadaban pastilah menjadikan suatu bangsa menjadi hebat.

Kemanusiaan melambangkan semangat altruisme dan people-oriented. 

Kita lihat sendiri manusia yang berjuang demi kemanusiaan, bukan demi materi semata, pasti hasil perjuangannya luar biasa.

Sebagai contoh, seorang pengusaha makanan, yang memperjuangkan produk dan pelayanan terbaik untuk para pelanggannya. Ia membuat makanan penuh kejujuran dengan bahan-bahan bermutu tinggi, dan pengolahan makanan terbaik dari dirinya. Sang pengusaha ingin para pelanggan mencintai produk-produk yang ditawarkannya, dan tak lupa etika saat pelayanan pun diutamakan memberikan kenyamanan. 

Alhasil para pelanggan menjadi puas dan percaya akan produk-produk sang pengusaha yang melebihi kelayakan untuk dikonsumsi, dan terlebih pelayanan yang memberikan kenyamanan membuat pelanggan tidak kapok untuk datang lagi. 

Apakah yang terjadi selanjutnya dari usaha dengan orientasi kemanusiaan yang adil dan beradab seperti diatas? Kita bisa menilainya sendiri di masing-masing hati sanubari terdalam.

Berbeda dengan pengusaha makanan, yang hanya mengejar keuntungan materi. Tak jarang kecurangan dilakukan, bahan makanan yang sudah tak layak konsumsi dipergunakan, mencampur bahan kimia berbahaya untuk keawetan, dan lainnya agar keuntungan diperoleh sebanyak-banyaknya namun modal usaha seminim-minimnya. Dan parahnya etika pelayanan tidak diperhatikan. 

Itu semua membuat pelanggan menjadi kecewa karenanya atas ketidaknyamanan yang diberikan. Dan jika tiba waktunya terbongkar semua kecurangan, niscaya para pelanggan menghilang dengan sendirinya, dan hilanglah kepercayaan dari pelanggan.

Lantas bagaimana jika variasi fenomena, ada pengusaha yang jujur tapi tidak beretika? Dan ada pengusaha yang curang tapi beretika? Sahabat Kompasianer dan Readers tentu bisa membayangkan apa yang terjadi selanjutnya.

Sila ke-2 Pancasila, menerangkan rumus kehidupan yang sangat manjur untuk kesuksesan dan kebahagiaan. Dimana kita merasakan kebermanfaatan dari apa yang kita perjuangkan kepada bangsa kita, untuk diri kita sendiri dan banyak insan.

Rumus kehidupan itu adalah "Memperjuangkan yang hidup (manusia dan kehidupan) sarat keadilan dan keberadaban". Keadilan menyangkut kejujuran dan moralitas, keberadaban menyangkut etis. Kejujuran dan moralitas melahirkan rasa percaya yang langgeng, dan etika melahirkan rasa nyaman dan tentram untuk seluruh. Semua adalah tentang nilai-nilai kemanusiaan yang kita anut guna mencapai berkebangsaan yang luhur.

Pemimipin bangsa yang mengamalkan rumus kehidupan diatas, niscaya dipercaya rakyat sepenuhnya dan memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi seluruh rakyat.

Demikian ulasan singkat dari pengamalan sila ke-2 Pancasila.

Semoga bermanfaat!

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 22 September 2022.

Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never Die!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun