Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda asal Cimahi, Jawa Barat kelahiran 1 Mei 1994. Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jadikan Makan dan Minum sebagai Sarana Penyempurna Ruh Hewani dan Ruh Nabati

30 Mei 2022   04:30 Diperbarui: 30 Mei 2022   16:55 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat usia beranjak 19 tahun silam. Saya berguru kepada Yth. Bapak Engkos Kosasih selaku Guru Sufi yang sering melakukan dialog lintas agama dengan para Bhikku (pemeluk agama Buddha).

Saya diajarkan akan pentingnya menghormati Ruh Hewani dan Ruh Nabati yang kita makan, untuk disempurnakannya melalui keindahan budi pekerti kita dan tentu kita memohon izin dan restu Allah melalui doa untuk menyempurnakan ruh hewani dan nabati tersebut.

Karena jika tidak disempurnakan, ada akibat unik yang menyebabkan kita cenderung terkena pengaruh dari karakter hewani dan nabati yang kita konsumsi. Dengan ditandai kita karakter kita mirip dengan karakter yang kita konsumsi sebagai makanan dan minuman (seperti karakter hewan Ayam yang senang bertarung dan berkelahi, dan lainnya).

Allah menciptakan kita sebagai Khalifah (Pemimpin) di muka bumi, dengan tujuan kita memimpin seluruh makhluk dan menyempurnakan ruh hewani dan nabati, termasuk dengan cara berkurban jika dalam Agama Islam (menyembelih hewan ternak disertai kalimat doa dan dipelajari kerelaannya, tatakrama berkurban yang tidak menyakiti hewan dikurbankan, juga mengucap nama Suci Allah), ataupun jika Agama Hindu atau Penganut Ajaran Veda/Sanatana Dharma disebut upacara Yadnya/upacara persembahan suci dengan kurban suci hewan ternak bahkan hasil bumi (seperti buah-buahan dan lainnya) untuk dipersembahkan kepada Tuhan maupun Dewa-Dewi. 

Jika dalam pendekatan Veda ada 3 jenis golongan Makanan berdasarkan pendekatan Sifat Alam, yaitu:

  • Makanan Sattvik/Kebaikan, Yaitu makanan yang baik untuk kesehatan karena sifatnya penuh kebaikan, dan dampaknya membantu pikiran tetap tenang dan terjaga/waspada, sehingga meningkatkan konsentrasi dan menghindari kelesuan, sangat dianjurkan dikonsumsi secara rutin setiap harinya. Yang diantaranya:
    • Makanan Vegetarian (selain bawang-bawangan)
    • Sereal yang diolah tak berlebihan
    • Kacang-kacangan
    • Susu dan olahan/produk turunannnya seperti keju
    • Biji-Bijian
    • Buah-buahan 
    • Madu
  • Makanan Rajasik/Nafsu yakni penuh gairah dan perangsang, meningkatkan hal-hal negatif, juga gairah seksual, nafsu keinginan hingga kegelisahan. Dengan mengkonsumsi makanan Rajasik ada kecenderungan hebat untuk meraih 4P (Power - Prestige - Position - Prosperity). Yang diantaranya:
    • Daging Ayam, Daging Unggas, dan Daging-dagingan lainnya (baik daging merah maupun putih)
    • Makanan dengan efek stimultan
    • Makanan pedas dan panas
    • Segala bentuk junk food dan gorengan
    • Telur
    • Coklat
    • Minuman berenergi, teh dan kopi
  • Makanan Tamasik/Abai yakni yang berpotensi mereduksi kesadaran. Yang diantaranya:
    • Daging Babi dan Daging Sapi
    • Ikan-Ikanan dan Sea Food (untuk Ikan-ikanan bersifat baik menurut kedokteran, walau bersifat tamasik, namun ada efek positif untuk mencerdaskan akal)
    • Bawang-bawangan
    • Makanan yang memiliki efek Sedatif
    • Minuman Beralkohol
    • Teh dan Kopi dengan efek kafein yang melekat
    • Tembakau, Ganja, Opium, serta bahan adiktif lainnya
    • Makanan Basi

Pilihan sehat jasmani dan ruhani ada ditangan kita semua. Makanan yang bersifat Sattvik (kebaikan) cenderung mudah disempurnakan ruh hewani dan nabatinya. Namun biasanya makanan yang bersifat Rajasik dan Tamasik mesti diwaspadai karena ada kecenderungan sulit dikendalikan karakteristik ruhnya pada tubuh kita sehingga kita cenderung berkarakter rajasik (Penuh nafsu dan gairah negatif) dan tamasik (abai dan tereduksi kesadarannya).

Demikian semoga membantu hidup anda.

Bantuan Referensi: 1.

Salam Penuh kasih.

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 30 Mei 2022.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun