Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda asal Cimahi, Jawa Barat kelahiran 1 Mei 1994. Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbagai Filosofi Penjelas "Siapa yang Menabur, Ia yang Menuai"

14 Mei 2022   03:00 Diperbarui: 14 Mei 2022   05:44 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita hanya diperbolehkan membenci apa yang ia pikirkan dan apa yang ia perbuat. Sebagaimana adanya penegakan hukum. Jangan sekali-kali membenci makhluk, karena membenci makhluk adalah perbuatan dosa. Dan definisi dosa adalah perbuatan yang dibenci oleh Tuhan. Karena Tuhan melihatnya sebagai suatu hal yang tidak pantas diperbuat oleh makhluk-Nya.

Lantas bagaimanakah sikap kita jika kita ditusuk dari belakang dengan perkataan sinis dan menjatuhkan oleh seorang yang kita anggap munafik? Atau bahkan kita dizalimi secara terang-terangan oleh orang yang kita anggap dzalim?

Jawabannya, segera bingkai pikiran (Mind Framing) kita dengan pemikiran semoga ini menjadi jalan pendewasaan diri, memperbaiki niat dan perilaku diri, jangan-jangan kita pernah berbuat demikian secara kita tidak disadari kepada sesama kita. Dan sebuah karma instan menimpa kita dengan perlakuan mereka yang menyakitkan pada kita, sebagai penggugur dosa yang pernah kita perbuat, sehingga kita kembali fitrah untuk berserah diri bermunajat padaNya, memohon padaNya, bahkan menjadi selalu mengingatNya, karena kita pernah disakiti oleh sesama kita.

Disakiti sesama bukan menjadi alasan agar kita tidak menjadi orang baik.

Sebagaimana pohon yang tetap berbuah untuk kita, meski kita sakiti dengan memotong dahan, batang, dan ranting-rantingnya bahkan secara tidak kita sadari.

Semoga mencerahkan!

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 14 Mei 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun