Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda asal Cimahi, Jawa Barat kelahiran 1 Mei 1994. Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Advance Knowledge: Ilmu Laduni dalam Perspektif Pengetahuan Meta

7 Mei 2022   06:00 Diperbarui: 7 Mei 2022   07:45 1838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Freepik dengan sentuhan editan Powerpoint

Pengetahuan Meta menerangkan ada Level selanjutnya setelah ranah spiritual yang dicapai melalui pendekatan Neuro Logical Level yakni: (Dari teratas hingga terendah)

  • God Enlightment = Guidance = For -> Hubungan keintiman Tuhan dan Hamba terjalin, maka Tuhan Membimbingnya secara lansung melalui ekspansiNya seperti para malaikat atau para dewa atau Makhluk Transendental dengan kualitas tinggi. (Kecerdasan Spiritual selalu terjaga)
  • God Consciousness = Remembering God = Always -> Setelah mengenal diri ia mengenal dekat Tuhan-Nya sehingga timbul rasa rindu dan cinta kepada Tuhan (Kecerdasan Spiritual/Ruh sudah aktif)
  • Spiritual = Intention = Big Why -> Dapat Diakses jika sudah Mengenal Identitas Sejati (Kecerdasan Ruh)
  • Identity = Self = Who -> Kecerdasan Hati, Akal, Perut, dan Perkataan yang menggali hakikat diri
  • Belief-Value = Meaning = Why -> Pikiran (Mind)
  • Capability = Power = How -> Inderawi (VAKOG)
  • Behavior = State = What -> Inderawi (VAKOG)
  • Environment = Others, Time, World = Whom, When, Where -> Inderawi (VAKOG)

Artinya:

Tahap Environment hingga Spiritual penjelasannya dapat di akses di link ini.

God Consciousness (Kesadaran Berketuhanan) dapat dicapai apabila sang diri sudah mengenal diri yang sejati, sehingga ia bisa mengenal Siapa Tuhan dirinya yang Sejati. Karena sudah kenal maka timbullah rasa rindu dan cinta kepada Tuhan. 

Sehingga ia selalu (always) dimanapun dan kapanpun mengingat kelengkapan atribut Ilahi Tuhannya, kisah spiritual Sang Tuhan dan segala hal yang berkaitan tentang cinta Tuhan kepada Hamba-Nya. Dengan demikian dalam state ini, seorang terjaga dalam kesadaran murni yang berketuhanan, atau sederhananya ia tak pernah lepas lisan dan hatinya dalam keadaan berdzikir (mengingat Tuhan).

God Enlightment (Pencerahan Tuhan) juga dikenal Ilmu Laduni, dapat dicapai apabila sang diri sudah aktif kecerdasan spiritualnya karena terjalin hubungan welas asih dan cinta kasih antara Tuhan dan Hamba. Seorang yang mencapai pencerahan hidupnya selalu dalam petunjuk Tuhan, yang disampaikan melalui para Malaikat Pilihan-Nya yang terbaik, ataupun Dewa-Dewi yakni makhluk transendental kualitas tinggi. 

Maka ia mendapatkan pencerahan ini untuk (for) kemaslahatan seluruh umat manusia dan makhluk hidup lainnya guna mencapai kesejahteraan, perdamaian, ketenangan bathin, kebahagiaan kekal, dan keselamatan juga kemenangan atas perang melawan ego diri.

Ada klasifikasi manusia yang dapat memahami pengetahuan ilmu laduni dalam perspektif pengetahuan meta:

  • Manusia Duniawi = Cenderung mencari hal hal sementara, seperti kenikmatan duniawi dan keberlimpahan materi, maka ia sulit memahami Ilmu yang disampaikan dari orang yang dikaruniai ilmu laduni.
  • Manusia Spiritual = Cenderung melekat pada dirinya Kesederhanaan, Kesucian, Pengendalian diri, Kejujuran dan tidak melakukan kekerasan yang tidak diperlukan. Maka ia mampu memahami bahkan merasakan manfaatnya ilmu yang disampaikan dari orang yang dikaruniai ilmu laduni.

Hanya manusia Spiritual-lah yang dapat meng-iya-kan pengetahuan laduni dari seorang yang diberkati pencerahan. Artinya jika seorang berkarunia ilmu laduni menceritakan kisah bagaimana ia mendapatkan ilmu laduni kepada manusia duniawi, ada kecenderungan menimbulkan kebingungan, dan bisa-bisa orang-orang duniawi mencapnya sebagai orang aneh bahkan gila. 

Sama seperti kisah para Sahabat Rasul yang membenarkan firman Allah yang dilisankan (disampaikan) oleh baginda Rasul pada zamannya, namun dibantah secara keras dan brutal oleh kaum kafirin Quraisy Mekah. Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Quran, Surah An-Najm (53) ayat 1-4 yang berbunyi:

"Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun