Mohon tunggu...
Intan Siti Nurhasanah
Intan Siti Nurhasanah Mohon Tunggu... Lainnya - XII MIPA 6 (17)

hmm.....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Katte

25 Februari 2022   20:33 Diperbarui: 25 Februari 2022   20:52 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Di ufuk Timur, matahari mulai menampakkan cahaya. Cahayanya menerobos lewat celah-celah bilik dan sinarnya menampar wajah seorang anak yang sedang tertidur pulas seolah olah menyuruh nya untuk bangun. Secara perlahan ia membuka matanya dan mulai beranjak dari tempat tidurnya. 


Anak tersebut bernama Abigail seorang anak dari keluarga miskin yang tinggal di sebuah pedesaan Hensburn. Ayahnya meninggal 2 tahun yang lalu. Kini ia tinggal berdua bersama ibunda tercinta. Abigail sering dianggap aneh oleh orang-orang karena ia suka membaca buku dan sering berbicara hal yang tidak masuk akal. Kebiasaan membaca buku di desa tersebut bukanlah hal yang wajar karena itulah ia sering kali disebut Katte yang artinya aneh.

Setiap kali Abigail ulang tahun, ia selalu meminta kepada ibunya untuk memberikannya hadiah sebuah buku yang tebal. Hingga saat ini Abigail sudah berusia 8 tahun, sudah lebih dari 1000 buku yang sudah ia baca. Di saat malam datang ia pergi ke kamar ibunya dan berkata

 "Ibu mari kita keluar", ibunya menjawab "untuk apa keluar? Di luar itu gelap dan dingin, lebih baik di sini saja"

"Ayo lah buuu......hanya sebentar" rayu Abigail,

"Baiklah, tapi pakai dulu baju hangat mu" jawab ibu,

"Baiklah" jawab Abigail sambil tersenyum.

Setelah mereka berada di luar, Abigail dan ibunya merasa takjub dengan keindahan langit di malam hari yang dipenuhi oleh bintang-bintang.

 "Bu lihatlah bintang sebelah timur yang paling terang itu, itu pasti bintang milik ayah. Benarkan bu?" Sahut Abigail, ibu berkata

"Tentu saja itu adalah bintang ayahmu. Ia selalu mengawasi kita dari atas sana. Lihatlah bintang ayahmu tidak ada bintang yang lebih bersinar dibandingkan dengan bintang ayahmu",

 "Ibu benar bintang ayah lah yang paling bersinar" jawab Abigail. Ada seorang pria paruh baya datang dan berkata

"Apa yang sedang kalian lakukan di luar sini, ini sudah hampir larut malam masuk dan tidurlah"

"Baiklah, kami akan masuk selamat malam tuan parker"

Malam pun berlalu dengan cepat, digantinya dengan pagi, pagi ini adalah pagi yang sangat menakutkan. Bagaimana tidak menakutkan? Pagi hari yang disambut oleh tangisan awan yang sangat kencang. Disertai kehadiran yang tak terduga datang dari arah barat ia menyapu bersih seluruh benda yang ada di hadapannya, bahkan kehadirannya hampir merobohkan seluruh rumah yang dilewatinya, bahkan pepohonan pun tumbang dengan hempasan nya.

Setelah ia pergi, semua orang merasa lega mereka berharap semoga angin ribut itu tidak datang lagi. Dengan perlahan hujan pun berhenti, Abigail beserta ibunya dan semua orang mulai bergotong-royong merapikan kembali desa mereka yang berantakan.

"Lihatlah apa yang sudah angin itu perbuat pada desa kita, semuanya ia makan" ucap salah seorang warga

"Iya, bahkan hampir merobohkan seluruh rumah" kesal seorang wanita.

Beruntung lah rumah Abigail dan ibunya tidak roboh oleh angin ribut tersebut.

Siang pun datang, pancaran sinar matahari mulai menghangati tubuh semua orang. Membuat semua tersenyum dengan kedatangannya. Bunga-bunga kembali bermekaran, kedatangan awan putih seakan-akan memberikan warna di langit. Menyempurnakan langit yang indah.

Di saat Abigail sedang beres-beres ia melihat benda yang berkilau. Lalu ia mengambilnya, benda itu terbuat dari perak dan bentuknya seperti kupu-kupu. Abigail memberikannya kepada ibunya dengan berkata

"Bu, apa ibu tau ini punya siapa? Aku menemukannya disana", sang ibu pun menjawab

 "Ibu tidak tahu itu punya siapa, coba tanyakan pada orang-orang itu punya siapa"

"Baiklah bu" jawab Abigail

Setelah ia bertanya pada orang-orang ternyata tidak ada satu orang pun yang tahu kalau benda ini milik siapa. Kemudian Abigail pun menyimpannya dengan baik. Semakin lama Abigail melihat benda itu semakin ia tertarik untuk memilikinya. Tetapi Abigail sadar bahwa benda itu bukanlah miliknya. Abigail tidak berhak untuk memilikinya.

Saat malam tiba, ia pun terus menatap benda itu hingga Abigail tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi bertemu dengan seorang peri, peri itu sangatlah berparas cantik dengan sayap nya yang indah berwarna putih berkilauan.

Abigail merasa terkejut bola matanya hampir keluar, tubuhnya kaku ketika peri itu menghampirinya.

"Wow, ternyata selama ini memang benar bahwa peri itu ada ku pikir itu hanyalah mitos" gumam Abigail.

"Aku memang nyata, bukan sekedar mitos. Sekarang kembalikan benda itu padaku" jawab peri itu sambil mengulurkan tangannya

 "Benda apa maksudmu aku tidak paham? "Jawab Abigail dengan mengkerut kan dahinya

"Benda yang kau temukan saat kau membereskan kekacauan di desa mu, benda yang kau simpan, benda yang selalu kau tatap sampai kau pun ingin memiliki benda tersebut" Sahut peri

"oh maksudmu benda berkilau yang berbentuk kupu-kupu? Aku menyimpannya, tapi sebelum aku memberikannya padamu. Aku ingin tahu siapa nama mu dan dari mana asal mu?" jawab Abigail

Sang peri pun menjawab "Berikan dulu benda itu padaku, itu adalah milikku bukan milikmu dan aku tidak akan memberitahu mu siapa namaku dan dari mana asal ku. Sekarang yang perlu kau 

ketahui yaitu benda yang kau simpan itu adalah milikku dan kau harus mengembalikan nya padaku sekarang"

"Baiklah ini ambillah" jawab Abigail dengan wajah cemberut

Kemudian, Abigail pun pergi pulang tetapi pada saat perjalanan pulang ia tersesat. Abigail terus berputar mengingat kembali harus ke arah mana ia pergi dan dari arah manakah ia datang?

Abigail menghela nafas panjang, ia tidak bisa menemukan arah jalan pulang. Kemudian Abigail pun diam sejenak untuk istirahat ia merasa pusing dan bersandar di bawah pohon yang rindang. Angin sejuk yang melewatinya membuat nya mengantuk tanpa disadari ia pun tertidur.

Saat Abigail membuka mata, ia terkejut dengan apa yang dilihatnya. Bagaimana bisa Abigail yang tadinya tersesat di sebuah hutan dan bahkan tertidur dibawah pohon yang rindang, tetapi saat Abigail terbangun ia sudah berada di kamarnya.

Abigail berkata "Apakah tadi itu hanya mimpi? Tapi itu terasa sangat nyata. Tunggu dulu jika tadi itu hanyalah sebuah mimpi, berarti benda bentuk kupu-kupu itu seharusnya masih ada padaku"

Abigail pun mulai mencari benda tersebut ia mencari benda tersebut sampai ke seluruh rumah. Tetapi benda tersebut tidak dapat ia temukan, Abigail tidak putus asa ia terus mencari benda tersebut sampai ke celah-celah rumahnya. Ketika ibu nya baru saja pulang dari pasar, ia terkejut dengan keadaan rumahnya yang sangat berantakan.

"Apa yang kau lakukan? Apa kau tidak lihat kekacauan yang sudah kau perbuat? Kau sebenarnya kenapa? Cepat bereskan semuanya, ibu mau memasak" kata sang ibu

"Baik bu, aku minta maaf "jawab Abigail

Abigail pun langsung membereskan semua nya dengan cepat. Kemudian ibunya memanggil Abigail untuk makan,

"Makanlah ibu akan pergi ke desa tetangga, selagi ibu pergi jangan angkat jemuran, mungkin ibu akan pulang larut" ucap sang ibu

"Ibu akan pergi dengan siapa? "tanya Abigail

"Dengan bibi rena" jawab ibu

Abigail berkata "Baiklah bu, diperjalanan nanti ibu harus hati-hati apalagi saat melewati hutan jangan sampai ibu dan bibi rena tersesat"

"Iya anak ku sayang ibu akan berhati-hati, sudahlah cepat habiskan makanan nya"

Jawab ibu

"Siap bu" sahut Abigail sambil tersenyum

Sesampainya ibu Abigail di hutan dan bibi rena di hutan. Mereka melihat cahaya di balik pohon besar, tanda sepatah kata pun mereka langsung pergi ke arah cahaya tersebut. Betapa terkejut nya mereka ketika ada seorang peri bersayap muncul di hadapan mereka. Peri itu pun tidak kalah 

terkejut nya dengan dua manusia yang melihatnya. Peri itu langsung menghipnotis kedua manusia itu dan membawa nya ke dunia nya.

Saat kedua manusia itu sadar mereka tidak menyangka ternyata selama ini cerita-cerita tentang seorang memanglah benar keberadaannya.

Di sisi lain Abigail yang sedang menunggu ibunya yang tak kunjung pulang, ia sangat khawatir. Abigail yakin bahwa ibunya pasti tersesat di hutan, ia pun bergegas pergi ke hutan untuk mencari ibunya. Malangnya Abigail tidak dapat menemukan ibunya. Ia merasa sedih dan mulai menangis, tanpa disadari ada yang mengikutinya. Abigail yang sedang mencari ibunya sambil berteriak dan menangis terus memanggil ibunya

"Ibu kau dimana? Pulanglah ini sudah sangat larut"

"Ibu aku kedinginan, aku kesepian, aku ingin dipeluk, ibuuuu" pecah tangisan Abigail

Seseorang yang mengikutinya merasa iba dengan Abigail, ia pun menampakkan dirinya di depan Abigail

"Kau! Kenapa kau ada disini? Sedang apa kau disini? "tanya Abigail

"Tenanglah jangan bersedih, aku tahu dimana ibumu. Mari akan ku antar kau menemui nya" ucap peri itu

Ternyata yang mengikuti Abigail adalah seorang peri. Peri yang ia temui di dalam mimpinya.

Ataukah itu memang bukanlah sebuah mimpi melainkan sebuah kenyataan yang menyatakan bahwa para peri itu benar-benar ada di dunia ini.

"Cepatlah antarkan aku menemui ibuku "sontak Abigail

"Baiklah ayo "sahut peri

Peri tersebut membawa Abigail ke tempat yang tidak asing, tempat itu adalah tempat ia tertidur di hutan saat ia tersesat.

Pohon rindang yang besar seolah-olah menutupi langit malam yang indah dengan kilauan bintang-bintang.

Pohon itu sangat menyeramkan jika dilihat di malam hari,

"Kenapa kau membawa ku kemari? Kau bilang akan membawa ku menemui ibuku? " Tanya Abigail

"Aku memang akan membawamu menemui ibumu tapi sebelum itu kau harus menutup matamu terlebih dahulu "jawab peri

Tanpa pikir panjang Abigail pun langsung menutup matanya. Saat peri itu menyuruhnya untuk membuka matanya ia langsung terkejut tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Baiklah aku berjanji tidak akan memberitahukan kepada siapapun tentang keberadaan bangsa peri "jawab Abigail dengan sungguh-sungguh

"Tutuplah matamu dan bukalah saat kau mendengar kicauan burung. Apa kau paham?" tanya sang peri

"Ya aku paham "jawab Abigail

Abigail pun menutup matanya dan berharap ibunya dan bibi rena sadar dan terlepas dari rantai yang mengikatnya.

Kicauan burung pun terdengar Abigail langsung membuka matanya. Saat ia langsung memeluk ibunya sambil berkata

"Syukurlah ibu tak apa-apa, aku sangat khawatir. Apa lengan ibu terasa sakit karena ikatan rantainya? "

"apa yang kau katakan? Ikatan rantai apa? Ibu baik-baik saja. Ibu tidak merasa sakit. Apa kau bermimpi tentang peri lagi? Hmmm" jawab ibu

"APA? Jadi tadi itu cuman mimpi? Apa aku tertidur cukup lama? Tapi itu tidak mungkin mimpi itu nyata bu. Aku melihat ibu tidak sadarkan diri bersama bibi rena dan kalian di ikat oleh rantai. " kata Abigail

"Hahahahaha kau ini ada-ada saja, itu hanya mimpi bukan kenyataan kau terlalu lama tertidur di pangkuan ibu sampai-sampai kaki ibu pun mati rasa " jawab sang ibu sambil tertawa

"Hah ku pikir itu nyata, tapi Syukurlah itu hanya mimpi aku tidak bisa membayangkan nya jika itu adalah sebuah kenyataan" ucap Abigail

Hari berlalu dengan cepat, sebuah mimpi yang terasa nyata itu pun secara perlahan terlupakan.

Abigail melihat ibunya dan bibi rena diikat oleh rantai yang sangat panjang. Abigail langsung menghampiri ibunya dan mencoba untuk menyadarkan nya.

Peri berkata "Jika kau ingin kedua manusia itu sadar dan bebas kau harus berjanji terlebih dahulu"

Abigail pun langsung menjawab "Baiklah, katakan saja aku harus berjanji seperti apa? "

"Ber janjilah bahwa kau tidak akan pernah memberitahukan kepada siapapun tentang keberadaan bangsa peri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun