Mohon tunggu...
Intan Salwana
Intan Salwana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya

Saya seorang mahasiswa yang senang menulis hal-hal yang menarik dan merujuk ke sastra serta bahasa.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mama adalah Pondasi Hidupku

11 Januari 2024   11:38 Diperbarui: 11 Januari 2024   11:40 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

menjadi anak pertama dalam sebuah keluarga tentunya tidaklah begitu mudah. Banyak tuntutan dan juga harapan yang akan ditanggung, belum lagi harus siap sedia disaat situasi. Tentunya setiap anak juga memiliki tuntan dan beban sendiri-sendiri yang tidak hanya anak pertama saja merasakan. Akan tetapi anak pertama inilah yang akan menjadi contoh dan pedoman untuk adek-adeknya. 

Bayu seorang remaja laki-laki berusia 20 tahun yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi Universitas Andalas. Merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Kehidupan Bayu memang terlihat seperti mahasiswa biasanya, akan tetapi sebagai anak pertama yang harus siap dengan berbagai situasi membuat Bayu harus gesit disegala situasi. Dan Bayu tidak pernah membayangkan masa sulit itu datang sekarang. Ibu Bayu jatuh sakit dan terpksa di rawat di rumah sakit, sakitnya cukup parah. 

Bayu harus mengurus ibunya yang sedang sakit, mulai dari membersihkan kotoran sang ibu sampai menjaga ibunya di rumah sakit. Mungkin sebagian orang akan menganggap biasa saja dan menjaga orang tua itu juga merupakan sebuah kewajiban, tetapi perlu diketahui Bayu merupakan seorang laki-laki, ia mengurus Ibu nya semaksimal mungkin, seperti mencuci pakian ibu, tidur di rumah sakit menemani ibu, menampung dan membersihkan segala kotoran yang keluar dari tubuh Ibu, demi menjaga ibunya yang dirawat di rumah sakit Bayu rela tidak masuk kelas bahkan tidak ikut Ujian Tengah Semester pada saat itu. Ya bayu ikhlas melakukan semuanya. 

Apa yang bisa Bayu sesali? Ia tidak bisa menyesali apapun itu, Ibunya sakit itu adalah sebuah takdir yang telah di tulis oleh Tuhan sebelumnya, Tapi rasanya semua sangat kacau sekarang, semuanya datang di saat yang bersamaan, Ibu Bayu jatuh sakit di saat ia yang sedang berjuang menempuh pendidikan. Pendidikan memang penting, namun lebih penting lagi menjaga orang tua, apalagi seorang ibu, Bayu juga tidak ingin egois pada keadaan yang tengah menimpa kekuarganya sekarang ini, ia harus mendahului Ibunya terlebih dahulu. Keputusan yang di ambil Bayu sudah tepat, walau harus mengorbankan waktu yang berharga itu, walau Bayu harus berjuang untuk ujian susulannya, setidaknya tidak ada penyesalan di hati Bayu. Selama merawat ibunya yang sakit, Bayu tidak pernah merasa putus asa bahkan sampai ke titik menyerah, Bayu merasa bahwa ibunya adalah tonggak pondasi hidupnya

"Merasa capek dan lelah serta sedih, namun sejauh ini belum ada titik menyerah karna mama Bay adalah tonggak pondasi hidup Bayu."

pastinya saat merawat orang tua yang sakit, hati seorang anak akan sedih dan merasa capek, tetapi harapan seorang anak agar orang tuanya cepat pulih dan bisa kembali beraktivitas normal merupakan harapan Bayu.

Waktu berlalu, Ibu Bayu sudah di perbolehkan pulang dari Rumah Sakit, Namun sang Ibu belum sembuh total, Ibu Bayu harus menjalani kontrol ke rumah sakit untuk waktu yang tidak di tentukan sampai kapan. Walaupun Bayu seorang laki-laki, ia bisa mengontrol semuanya dengan baik, ia mengantar ibunya ke rumah sakit saat jadwal kontrol ulang. Bayu memang memiliki adik, tetapi hanya membantu sedikit pekerjaan Bayu. Mulai dari membersihkan rumah, mencuci baju, merawat ibunya semua itu dilakukan oleh Bayu. Memang pada dasarnya mungkin semua anak bisa seperti Bayu jika keadaan sudah mendesak. tetapi semua itu pasti tidaklah begitu mudah, banyak cobaan dan pilhan yang akan dikorbankan. Kasih sayang ibu memang tidak akan pernah hilang dimakan zaman, kasih sayang seorang anak mungkin bisa saja menghilang seiring waktu, tetapi dengan menjaga dan merawat ibu dengan sepenuh hati dan lapang dada, merawatnya dengan penuh kasih sayang, tidak terbayangkan seberapa banyak pahala yang akan di dapat oleh Bayu. sebagai seorang anak yang harus siap siaga Bayu merasa bahwa ia harus bertanggung jawab dengan keadaan ibunya yang sakit

"sebagai anak pertama, Bayu merasa cemas namun disisi lain juga merasa bertanggung jawab lebih dalam menghadapi keadaan mama yang drop. sebisa mungkin Bayu juga membantu memperlancar situasi keluarga".

Bayu merasa bahwa situasi yang ia hadapi bukanlah situasi yang main-main ia banyak mengorbankan tenaga serta membagi waktu untuk memperlancar situasi keluarga yang sedang menegang. Tentunya hal ini akan juga berdampak kepada aktivitas Bayu sebelumnya. Belum lagi dari segi biaya yang dikeluarkan ketika Bayu merawat ibunya di rumah sakit, mengantar kontrol sang ibu, serta keperluan medis dan juga barang-barang khusus yang diperlukan ibu Bayu juga menjadi hal berat yang Bayu rasakan 

"Bayu selalu terjaga setiap malam untuk memastikan mama Bayu tidak membutuhkan sesuatu dan juga dari segi pengeluaran yang memakan banyak biaya."

Semua kesulitan itu dapat Bayu lewati perlahan demi perlahan, walau agak frustasi pada awalnya, namun tuhan memberikan Bayu hati yang lapang, ia menerima semua itu dengan lapang dada dan ikhlas, yang ia harapkan sekarang ini adalah kesembuhan sang ibu. Dan lihat saja hasil akhirnya, Bayu percaya tidak ada ending yang buruk di ciptakan Tuhan untuk umatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun