Mohon tunggu...
Intan RodiahGusman
Intan RodiahGusman Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswa Hubungan Internasional Univ.Potensi Utama

start something by doing some small things

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Analisis Peran dan Dukungan Rusia dalam Konflik Suriah

21 Januari 2020   01:13 Diperbarui: 21 Januari 2020   01:10 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Peran Dan Dukungan Rusia Terhadap Konflik Suriah Sebagai Bentuk 

National Power Rusia

Latar Belakaang

Fenomena Arab Spring merupakan aksi demonstrasi sebagai bentuk protes dan aksi penolakan warga di kawasan timur tengah untuk mendesak para pemerintah otoriter untuk merubah sistem kepemerintahannya, karena penduduk timur tengah telah dibuat sadar oleh bantuan media massa maupun elektronik mengenai sistem yang otoritanianisme yang dianggap sudah tidak relevan lagi untuk di aplikasikan di kawasan timur tengah. Dan fenomena tersebut juga telah membawa negara-negara di kawasan yang sering disebut sebagai kawasan konfliktual itu kepada konflik yang berkepanjangan begitu juga halnya dengan Suriah. Konflik yang terjadi di Suriah telah mengundang perhatian bahkan telah melibatkan banyak negara di dunia baik secara langsung maupun tidak langsung, tak terkecuali negara terbesar di dunia, seperti Rusia atau Federal Rusia. Sebagai negara yang telah dianggap sebagai negara kuat, maka tak diherankan apabila Rusia ikut berperan pada konflik Suriah ini. Mengingat Rusia telah memiliki kedekatan secara politik dengan Suriah, maka sudah sepatutnya sebagai negara yang memiliki hubungan dekat untuk saling membantu satu sama lain. Selain memiliki hubungan dekat secara historis, namun hubungan Rusia-Suriah juga diperkuat dengan adanya transaksi ekspor peralatan militer ke Suriah dan Suriah menjadi pasar yang menjanjikan bagi Rusia.

Suriah adalah Salah satu negara yang berada di kawasan timur tengah yang masih dipimpin oleh rezim yang otoriter, Bassar Al-assad. Bassar Al-assad mulai memimpin sekitar tahun 2000, menggantikan posisi ayahnya Hafiz Al-assad yang telah memimpin Suriah selama kurang lebih 30 tahun dengan system yang sama yaitu system yang Otoriter, dimana hak individu warga negaranya dibatasi dan kedaulatan berada mutlak di tangan pemerintah.  Setelah Hafiz Al-assad wafat, maka putranya Bassar menggantikan posisi ayahnya menjadi presiden. Terdapat beberapa kebijakan yang diterapkan oleh ayahnya yang masih diusung oleh Bassar, termasuk system otoriterianisme sang ayah masih melekat pada masa kepemimpinan Bassar. Dan meskipun terdapat beberapa kebijakan baru yang dibuatnya pada masa kepemimpinannya tersebut, Meski pada awal pemerintahannya Bassar pernah berjanji agar ia dapat membawa Suriah ke arah yang lebih baik lagi, kearah yang lebih demokratis ketimbang pada masa sang ayah menjabat. Namun hal tersebut seakan hanya sebuah janji palsu yang hanya tinggal kenangan dan hanya jadi sebuah cita-cita belaka bagi warga negara Suriah yang menginginkan wajah baru Suriah yang lebih dinamis dan demokrastis.

Pembahasan 

  • Pengertian "National Power"

            National Power berasal dari dua kata, yang pertama National yang berarti atribut kata sifat yang ditujukan untuk kepemilikan suatu negara, sedangkan Power tidak dapat diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Sebab kata "power" sendiri berasal kata  "poer" , yang  berasal dari bahasa Latin yaitu "potere" yang artinya sama dengan kata "can" dalam bahasa inggris. Power dapat diartikan sebagai kemampuan.  Menurut salah satu tokoh Realis yang sangat populer yaitu Hans J.Morghentau mengatakan "national Power" merupakan hasil pemikiran yang berdasarkan kajian empiris antar negara berdasarkan kekuatan nasional yang digunakan untuk mengadakan hubungan internasional yang dapat berupa kerjasama maupun konflik (Morghentau:1978). Sedangkan menurut Frederick Frey mendefinisikan kekuatan adalah sebagai hasil interaksi, sedangkan power adalah hubungan antara actor-aktor bahwa suatu perilaku setidaknya sebagian disebabkan oleh perilaku lain (Cohen dalam Dugis, 2015). Menurut Joshep Neiss, Power adalah  kemampuan untuk mencapai tujuan dan mengontrol pihak lain. Power juga sering diasosiasikan dengan sumber-sumber daya yang dimiliki oleh suatu negara. Dan menganggap power ini dapat variabel yang dapat diukur.

            Menurut Max Weber, National Power adalah kemampuan suatu negara untuk medapatkan kepatuhan dari negara bangsa lain agar negara bangsa tersebut melakukan tindakan sesuai dengan keinginan si Pemilik Power.

Sumber-sumber Power menurut Weber :

-Fisik

-Uang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun