Desa Bungin-Bungin terletak di Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, merupakan wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam yang cukup melimpah, terutama pada sektor budidaya udang dan pertanian kelapa. Berdasarkan potensi tersebut, Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 41 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) pada hari Sabtu, 05 Juni 2025, melaksanakan kegiatan sosialisasi di Balai Desa Bungin-Bungin dengan tujuan memperkenalkan inovasi produk olahan pangan berupa Abon Kelapa Udang. Inisiatif ini merupakan bagian dari program kerja unggulan kelompok KKN sebagai kontribusi nyata dalam mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Hal ini dilakukan mengingat belum adanya produk khas desa yang dapat dijadikan identitas unggulan atau potensi yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan.
Keikut sertaan mahasiswa KKN 41 dalam kegiatan ini tidak hanya berperan sebagai penyuluh, melainkan sebagai mitra strategis masyarakat dalam mentransfer pengetahuan dan memperluas pemahaman warga mengenai pentingnya diversifikasi produk berbasis potensi lokal. Gagasan pengembangan abon kelapa udang lahir dari semangat mahasiswa dalam mengolah potensi yang tersedia menjadi produk yang memiliki nilai tambah ekonomi tinggi dan dapat diproduksi secara sederhana oleh masyarakat. Produk abon kelapa udang dipilih karena memenuhi kriteria sebagai bahan pangan yang praktis, bergizi, dan memiliki nilai manfaat kesehatan yang signifikan. Tingginya antusiasme masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, menunjukkan adanya respon positif terhadap produk ini, karena dianggap memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai usaha rumahan yang bernilai ekonomis.
Secara nutrisi, udang merupakan sumber protein hewani yang kaya akan kalsium dan yodium, yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang serta fungsi kelenjar tiroid. Di sisi lain, kelapa mengandung serat pangan, lemak sehat, serta vitamin dan mineral yang menunjang kesehatan pencernaan dan metabolisme tubuh. Selain itu, kelapa merupakan salah satu komoditas pertanian utama masyarakat pesisir, termasuk warga Desa Bungin-Bungin, sehingga ketersediaannya relatif stabil dan mudah diperoleh. Kombinasi keduanya menghasilkan produk yang tidak hanya bergizi, tetapi juga praktis dan memiliki daya simpan yang lama tanpa memerlukan bahan pengawet kimia.
Program ini tidak sekedar berfokus pada pengolahan makanan, melainkan menjadi bagian integral dari strategi pemberdayaan masyarakat dalam membangun kemandirian ekonomi desa. Dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang mudah diakses dan terjangkau, abon kelapa udang berpotensi menjadi produk khas desa yang kompetitif di pasar oleh-oleh, industri kuliner lokal, hingga platform pemasaran digital. Melalui program ini, mahasiswa KKN 41 UTM ingin menekankan bahwa setiap individu di desa memiliki kapasitas untuk mandiri dan berdaya saing, dengan memanfaatkan potensi yang ada secara kolektif dan berkelanjutan.
Aset yang dimiliki desa, seperti sumber daya alam, nilai-nilai kearifan lokal, dan budaya gotong royong, merupakan modal sosial yang sangat penting dalam upaya menciptakan kesejahteraan berbasis desa. Mahasiswa memandang bahwa masyarakat bukan semata-mata sebagai penerima manfaat, melainkan aktor utama dalam proses perubahan dan pembangunan.
Diharapkan, inovasi produk abon kelapa udang ini dapat terus dikembangkan oleh masyarakat melalui pelatihan lanjutan, peningkatan mutu kemasan, serta strategi pemasaran yang lebih terstruktur. Sinergi antara pemerintah desa, pelaku UMKM, dan generasi muda sangat diperlukan untuk memastikan keberlangsungan program ini. Dengan semangat kolaborasi dan penguatan potensi lokal, Desa Bungin-Bungin memiliki peluang besar untuk berkembang menjadi desa mandiri yang inspiratif. Semoga inisiatif sederhana ini dapat menjadi pijakan awal menuju perubahan yang lebih besar dan berdampak positif bagi kesejahteraan seluruh warga desa.
Instagram: https://www.instagram.com/kkn41_bunginbungin?igsh=NmlvN2g2OHg5M2R6
Tiktok: https://www.tiktok.com/@kkn41.bunginbung?_t=ZS-8xsHV9zD7A0&_r=1