Mohon tunggu...
Intan Nabila
Intan Nabila Mohon Tunggu... Guru - Masih dalam proses belajar, semoga Allah mempermudah perjalanan kita semua

Semoga apa yang telah saya sampaikan, bisa tersampaikan kepada kalian. Dan semoga kita semua bisa sama-sama belajar untuk terus mengembangkan ilmu yang telah kita dapatkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dongeng pada Anak dalam Acara PKM (Pengabdian kepada Masyarakat): Kritik Seni Pertunjukan

8 Mei 2021   11:25 Diperbarui: 8 Mei 2021   11:33 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit berbagi mengenai kritik pada seni pertunjukan. Dalam artikel kali ini, saya menulis ini sebagai salah satu tugas tengah semester saya dalam mata kuliah Seni Pertunjukan.

Adapun pertunjukan dongeng yang saya sampaikan disini merupakan pertunjukan dalam acara PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) dalam kelompok saya bersama dengan teman-teman saya, yang telah dilaksanakan pada tanggal 11 April 2021.

Dibawah ini merupakan kritik yang telah saya tuliskan:

Deskripsi :

Dongeng anak adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi, ataupun bisa dikatakan hanya cerita fiksi atau legenda semata. Misalnya, kejadian-kejadian aneh di jaman dahulu dan berfungsi sebagai hiburan atau menyampaikan pesan ajaran moral. Menurut pandangan Enyclopedia Britannica (2015), menjelaskan bahwa dalam dongeng melibatkan unsur dan kejadian luar biasa. Biasanya itu mencakup cerita rakyat populer, seperti Cinderella.

Ajaran Formal :

Pada umumnya dongeng berisi cerita anak yang menarik untuk didengarkan dan disaksikan oleh anak-anak. Karena biasanya seorang anak yang mendengarkan cerita dongeng akan merasa terhibur dengan cerita yang disampaikan oleh pendongeng itu sendiri. Maka dari itu kelebihan yang dimiliki dalam cerita dongeng anak ini yaitu, cerita-cerita dongeng tersebut berisi cerita-cerita imajinatif yang dapat mengantarkan para anak-anak tersebut memiliki khayalan akan cerita yang disampaikan. Bahkan anak-anak akan seakan terbawa kedalam masa-masa yang sesuai dengan cerita dongeng tersebut. Namun pada penyampaian yang disampaikan oleh pendongeng kepada anak-anak terkadang kurang memberikan perhatian atau gaya penyampaian yang seharusnya dapat memberikan anak-anak tersebut dapat menangkap/memperhatikan alur demi alur dalam cerita dongeng tersebut. Karena pada penyampaian cerita dongeng kepada anak-anak akan membuat seorang anak merasa jenuh atau bahkan mengantuk dengan penyampaian yang terlalu formal dan terlalu serius. Karena pada dasarnya anak-anak menyukai penyampaian baik cerita ataupun materi dengan penyampaian yang bisa mereka tangkap.

Interpretasi :

Dalam penyampaian cerita dongeng tersebut kepada anak-anak terdengar seakan para pendongeng tersebut kurang persiapan. Karena dalam penyampaiannya sang pendongeng terdengar gugup, bahkan kagok dalam menyampaikan cerita tersebut. Bahkan dalam penyampaiannya sang pendongeng masih harus melihat teks cerita yang akan mereka sampaikan pada pertunjukan tersebut. Padahal seharusnya dalam sebuah pertunjukan hal pertama yang harus mereka siapkan adalah persiapan mereka sendiri baik menangani kegugupan/demam panggung ataupun penyampaian cerita yang akan disampaikan. Dan dalam pertunjukan tersebut sang pendongeng memang menggunakan alat peraga untuk bisa lebih mewakilkan tokoh satu dan tokoh yang lainnya dalam cerita dongeng yang disampaikannya. Akan tetapi disini terkesan bahwa pendongeng belum terbiasa bahkan belum bisa menyesuaikan alat peraga tersebut agar terlihat lebih efektif.

Evaluasi :

Secara keseluruhan penyajian dongeng pada anak dalam acara PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) ini kurang bisa menyajikan dongeng-dongeng pada umumnya, mungkin karena memang pendongeng dalam acara tersebut baru pertama kali mendongeng kepada anak-anak atau memang mereka belum memiliki besic dalam mendongeng baik kepada anak-anak ataupun bukan. Akan tetapi setidaknya mungkin para pendongeng sudah menyiapkan semuanya dengan sebaik-baiknya, hanya saja karena kegugupan dan belum kesiapan dari mereka itulah yang terlihat dari penyampaian bahkan mimik muka yang terlihat didalam wajahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun