Keempat, foto latte art adalah bentuk apresiasi estetika. Ada kebahagiaan tersendiri saat busa kopi membentuk hati, bunga, atau pola unik lainnya. Estetika sederhana itu menjadi alasan orang memotretnya sebelum menyesapnya.
Kelima, membagikan foto kopi adalah performansi sosial. Media sosial membuat konsumsi berubah menjadi pertunjukan identitas. Satu unggahan bisa jadi cara mendapat like, komentar, atau sekadar pengakuan dari lingkaran sosial.
Segelas latte art hati bukan hanya minuman yang indah, melainkan juga bahasa budaya di era digital. Ia bisa menjadi tanda, simbol, gaya hidup, bahkan sarana interaksi sosial. Dari situ kita belajar bahwa hal kecil dalam keseharian ternyata bisa menyimpan makna yang luas. Jadi lain kali Anda memotret kopi sebelum menyeruputnya, ingatlah bahwa itu bukan hanya estetika, tetapi juga cerita sosial yang ikut Anda bagikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI