Mohon tunggu...
intan rahmadewi
intan rahmadewi Mohon Tunggu... Wiraswasta - bisnis woman

seorang yang sangat menyukai fashion

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keindahan Perbedaan dalam Harmoni

15 Mei 2021   06:46 Diperbarui: 15 Mei 2021   06:50 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun ini kita merayakan Idulfitri dengan sedikit istimewa. Bukan saja soal pendemi Covid-19 yang masih menghantui kita semua. Namun pada tahun ini kita merayakan Idulfitri 1442 H bersamaan dengan peringatan kenaikan Yesus Kristus ke Surga. Keistimewaan yang lain adalah saat umat muslim mulai berpuasa yaitu 1 Ramadhan, umat Hindu sedang merayakan hari raya Galungan.

Bangsa kita yang sangat besar ini (keempat dalam hal jumlah penduduk dan negara pertama soal jumlah penduduk yang menganut agama Islam) adalah bukan negara agama. Konstitusi kita menghargai dan mengakui enam agama di Indonesia, begitu juga aliran kepercayaan yang ada di Indonesia. Begitu juga kita menemukan begitu banyak etnis dan bahasa daerah. Keragaman ini begitu membahagiakan kita karena kita bisa menikmati dan mempelajari perbedaan itu.

Jika kita ke Bali misalnya. Pulau seribu pura yang mayoritas penduduknya menganut agama Hindu punya ketrikatan yang lekat dengan ritual agamnya. Bagaimana mereka berusaha menghargai Tuhan, sesama dan alam semesta melalui Tri Hita Karana. Konsep menselaraskan tiga hal itu dipercaya membuat kehidupan manusia menjadi harmoni. Kita bisa melihat betapa kehidupan orang  Bali diberkati dengan anugerah berkesenian dan alam yang menawan. Pulau kecil dan kerap disebut pulau dewata ini sangat terkenal di seluruh dunia.

Jika banyak orang mengira perbedaan adalah bencana, namun sejatinya perbedaaan  terutama yang kita temui di negara kita, perbedaan adalah sebuah anugerah.  Selain Bali kita punya Padang, Kalimantan, Sulawesi, NTT, Maluku dan Papua. Di NTT ada sebuah ritual Semana Santa untuk merayakan Paskah dan sangat terkenal di seluruh dunia.

Begitu juga upacara bakar batu di Papua adalah salah satu tradisi penting di Papua;  berupa ritual memasak bersama-sama warga satu kampung yang bertujuan untuk bersyukur, bersilaturahim (mengumpulkan sanak saudara dan kerabat, menyambut kebahagiaan (kelahiran, perkawinan adat, penobatan kepala suku). Begitu juga upacara kematian yang begitu menarik yaitu Ngaben di Bali dan Rambu Solo di Tanah Toraja.

Kembali ke peringatan Idulfitri 1442 H yang bersamaan dengan Kenaikan Yesus Kristus itu sejatinya adalah momentum bersejarah bagi kita sebagai bangsa, selain juga momentum untuk kembali ke fitrah dan kemanusiaan.

Jadi nikmati anugerah perbedaan ini dengan baik. Tak usah membuat semuanya sama, atau menuntut untuk sama. Perbedaan dalam harmoni itu indah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun