Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[RTC] Rahasia Ayah

6 November 2021   18:30 Diperbarui: 3 Oktober 2022   06:08 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rahasia ayah (foto: rawpixel/freepik)

Ibuku selalu berangkat ke kantor sebelum aku bangun tidur. Pulang ke rumah menjelang jam makan malam, rutinitas ibu adalah mandi, makan, lalu menyiapkan obat untuk diminum ayah keesokan harinya. Setelah itu, beliau akan kembali menenggelamkan diri di depan komputernya.

O iya, rutinitas menyiapkan obat untuk ayah sudah dilakukan ibu sejak dua setengah tahun yang lalu. Dua setengah tahun yang lalu, ayah sempat dirawat di rumah sakit akibat komplikasi beberapa penyakit degeneratif.

Sejak saat itu, secara rutin ibu mendampingi ayah menjalani pemeriksaan laboratorium dan berkonsultasi dengan dokter. Sebulan sekali, ibu membeli obat yang harus dikonsumsi ayah. Setiap hari, ibu menyiapkan obat tersebut sesuai nasihat dokter.

Aku tahu bahwa ibu yang memenuhi sebagian besar kebutuhan keuangan keluarga kami. Apakah itu dapat dinilai sebagai wujud cinta ibu kepada suami dan anaknya?

Alih-alih memandangnya sebagai wujud cinta, melihat sikap ibu yang nyaris tanpa ekspresi, aku lebih menganggapnya sebagai wujud tanggung jawab dan komitmen.

Dua hari yang lalu, ibu tiba-tiba terjatuh di kamar mandi. Ayah langsung melarikannya ke rumah sakit. Kata dokter, ada pembuluh darah otak yang pecah. Hanya satu malam dirawat di ICU, ibuku tertidur untuk selamanya.

Entah mengapa, aku tidak dapat menangis. Tidak ada rasa sedih, tidak ada rasa kehilangan, tidak ada rasa penyesalan, tidak ada rasa …

Tentang sebuah diska lepas di kotak rosario

Kemarin siang, untuk pertama kalinya aku membuka sebuah laci di kamar orangtuaku. Di dalam laci tersebut, ibuku menyimpan semua rosario koleksinya.

Ayah memintaku memilih rosario yang akan kami pakaikan kepada jasad ibu. Saat aku membuka laci, sebuah kotak beludru bertuliskan namaku menarik perhatianku.

Penasaran, aku membuka kotak itu. Ternyata isinya adalah sebuah diska lepas. Sepertinya, di dalam diska lepas itu ibu menyimpan pesan untukku.

Sekarang, di rumah duka yang sepi ini, aku mulai membuka diska lepas itu dan melihat isinya. Ibu mengatur isi diska menjadi beberapa folder sehingga memudahkan aku membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun