Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Inspirasi Hati Tjiptadinata Effendi, Maestro Kompasiana

25 Oktober 2021   16:25 Diperbarui: 25 Oktober 2021   17:40 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak kenal Pak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roselina Tjiptadinata. Dua sejoli ini adalah pasangan yang paling legendaris di Kompasiana.

Total 5,932 tulisan sejak mulai aktif pada tahun 2012 bukan receh-receh. Jumlah pembaca sudah mencapai 5,8 juta juga jelas bukan remeh-remeh. Yang mengagumkan lagi, Kompasianer of The Year 2014 ini telah mencapai level Maestro. Sebuah level yang hanya dimiliki oleh satu-satunya Kompasianer.

Berbagai gelar bisa disematkan. Mulai dari Begawan Kompasiana hingga Maestro Kompasiana. Panggilan kepada kedua beliau pun beragam. Dari sekadar nama, panggilan formal semacam "Pak" ; "Bu", hingga panggilan akrab seperti "Ayahanda", "Opa", dan lain sebagainya.

Tidak susah mencari jejak literasi Pak Tjip di Kompasiana. Hampir setiap hari di akunnya muncul dengan berbagai judul yang menarik. Pun halnya bagi para penulis. Tiada hari tanpa sapaan dari kedua pasangan penulis ini.

Jika Anda termasuk dalam daftar pengagumnya, mungkin kisah perjalana hidup mereka sudah tidak asing lagi. Namun, jika Anda hanya kebetulan “pas-lewat,” maka perlu juga untuk mengenali beliau.

Nah, untuk inilah maka tulisan dari tim Inspirasiana kali ini akan mengulik wawancara khusus dengan sang Maestro. Yuk kita simak!

**

Apa yang membuat Pak Tjip senang menulis di Kompasiana?

A: Tulisan kita bisa langsung diunggah, tidak perlu banyak proses menunggu lama. Kesannya seakan-akan kita memohon agar tulisan kita ditayangkan. Kalau di Kompasiana kapan pun kita bisa unggah naskah (tentu tetap diperiksa admin dahulu-red.)

Bagaimana Pak Tjip bisa termotivasi untuk setiap hari menulis?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun