Tantangannya adalah kesetiaan, kejujuran, dan pengendalian diri. Apakah terlalu sulit? Orang bisa saja menyanggah.
Namun, bila ia sendiri dihadapkan pada situasi yang demikian, belum tentu ia berhasil. Karena pada dasarnya semua manusia itu mempunyai keinginan. Manusia tidak terlepas dari yang namanya nafsu kedagingan.
Manusia, selayaknya pribadi yang normal. Ia bisa jatuh. Terperosok dalam lembah perselingkuhan tanpa ia sadari. Ketika jatuh, manusia akan cenderung mencari pembenaran. Melihat dari sudut pandang yang lain agar perbuatannya terlihat benar.
Ia mungkin akan mencari-cari celah keburukan pasangannya lalu menempatkan dirinya sebagai korban (playing victim). Apa saja ia lakukan untuk bisa bersama orang ketiga, tetapi tetap berusaha tidak kehilangan nama baik.
Lantas, bagaimana agar manusia bisa menjawab tantangan akan arti kesetiaan ketika ia menjalani LDR?
1. Berangkat dari pengakuan bahwa ia adalah manusia lemah karena semua orang bisa jatuh ke dalam ketidaksetiaan
Takperlu terlalu menyombongkan diri. Jangan pernah mengatakan "Aku tak mungkin jatuh. Aku orang yang setia".
Tidak, jangan pernah berkata demikian. Hakikat manusia adalah ia bisa jatuh kedalam dosa. Mengakui bahwa ia bisa jatuh berarti mengakui bahwa ia merupakan manusia lemah yang harus selalu berusaha dan belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan demikian ia akan menjaga hatinya.
2. Jujur pada diri sendiri dan pasangan
Kejujuran itu penting. Tanpa kejujuran, mustahil sebuah hubungan bisa berdiri tegak. Kesetiaan berawal dari kejujuran.
Ketika berlaku tidak setia, ia pasti menyimpan kebohongan. Menutup-nutupi dan tidak terbuka. Oleh karena itu, mari berkomitmen membangun kejujuran bersama pasangan sedari awal.