Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Nushu: Bahasa Rahasia yang Hanya Dimengerti oleh Wanita

7 Februari 2021   09:42 Diperbarui: 16 Februari 2021   05:11 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nshu yang dijahit kedalam sebuah selimut | Foto diambil dari Quartz/ Francesso Sutti

Ketika Indonesia masih dijajah oleh Belanda, hanya sebagian orang dari kalangan tertentu yang dapat mengenyam pendidikan di sekolah. Sebagian orang tersebut hanyalah keturunan Eropa, bangsawan, ataupun anak dari pemimpin daerah setempat. Keadaan sedikit berbeda dengan China yang pada abad ke-19 dijajah oleh Inggris, dimana diskriminasi dalam akses pendidikan juga dilakukan.

Jika di Indonesia hanya sebagian orang dari kalanganan tertentu, di China justru diskriminasi dilakukan dengan basis gender. Para wanita di China tidak diperbolehkan bersekolah, mereka juga tidak diperbolehkan untuk belajar membaca dan menulis di luar sekolah.

Dalam sistem sosial patriaki, para wanita diberikan kewajiban untuk mengurus rumah tangga dan mengasuh anak. Selain tidak diperbolehkan bersekolah, mereka juga dilarang untuk keluar ataupun bersosialisasi di luar rumah. Dalam budaya tradisional Tionghoa, seorang istri juga diharuskan untuk bergabung dengan keluarga suaminya dan meninggalkan keluarga kandungnya.

Pada saat yang sama, laki-laki yang menjadi kepala keluarga diharuskan untuk mengenyam pendidikan. Dikarenakan pelarangan ini, laki-laki China pada saat itu memiliki bahasa rahasia yang hanya dapat dimengerti oleh laki-laki. Mereka memiliki bahasa rahasia yang tidak diperbolehkan diajarkan ke wanita dan bahasa ini disebut dengan Nan Shu (yang berarti tulisan pria). Dikarenakan diskriminasi ini, para wanita China kebanyakan saat itu buta huruf.

Siapa sangka ternyata diskriminasi dari sistem sosial patriaki yang telah dilakukan dari dulu di China, tidak memadamkan semangat para wanita China untuk belajar dan berkomunikasi. Wania-wanita tersebut berasal dari Jiangyong, Hunan. Mereka melawan Nan Shu dengan mencitapakan sebuah bahasa rahasia yang hanya dimengerti oleh wanita, melawan Nan shu dengan Nushu yang diartikan sebagai "tulisan wanita".

Nshu yang dilukiskan di dalam sebuah kipas | Foto diambil dari BBC/ Xin Hu
Nshu yang dilukiskan di dalam sebuah kipas | Foto diambil dari BBC/ Xin Hu
Asal usul dan penemuan Nushu

Asal usul Nushu pun tidak diketahui pastinya, tidak diketahui siapa pelopor dari bahasa rahasia ini. Beberapa ahli mengemukakan bahwa bahasa rahasia ini pertama kali berasal dari dinasti Song yang berkuasa pada tahun 960 hingga 1279. Bahasa ini diajarkan turun temurun dari seorang ibu kepada anak perempuannya, dan dipraktikkan untuk berkomunikasi dengan sesama saudara ataupun teman-teman perempuannya.

Nushu termasuk dalam aksara fonetik, dibaca dari kanan ke kiri, dan mewakili penggabungan dari empat dialek lokal yang digunakan di desa-desa Jiangyong. Nushu ditulis sebagai simbol yang melambangkan suku kata dan ditulis menggunakan bambu yang diruncingkan. Untuk tinta yang digunakan, para wanita menggunakan sisa bakaran yang tertinggal di bawah panci setelah memasak.

Dikarenakan bentuknya yang melengkung seperti benang dan lebih panjang dibanding hanzi, Nushu kerap disebut sebagai "tulisan nyamuk" karena penampilannya yang kurus dan panjang mirip dengan serangga nyamuk.

Dijaga dengan baik oleh para wanita Jiangyong, bahasa rahasia ini pertama kali ditemukan oleh Zhou Souyi, seorang pria pada tahun 1983. Selama ratusan tahun bahasa ini digunakan oleh wanita di sana, pria ini mempelajari dan menerjemahkan teks Nushu kedalam bahasa Mandarin standar. Ironis, kerja keras Souyi dalam mempelajari Nushu justru dikecam oleh pemerintah China saat itu karena dianggap melanggar nilai komunisme. Seluruh penelitiannya dibakar dan ia pun dimasukkan ke kamp kerja paksa selama 21 tahun.

Setelah melewati Revolusi China pada tahun 1911 yang menjadi pelopor didirikannya Republik China, para wanita mulai diberikan kesempatan untuk bersekolah seperti laki-laki. Ditambah dengan sistem politik komunisme yang dianut oleh Republik China pada tahun 1950an, pendidikan menjadi sebuah hak asasi yang diberikan kepada seluruh masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun