Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sari: Luruh

26 Desember 2020   18:01 Diperbarui: 26 Desember 2020   18:00 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.pixabay.com

Sesederhana itu aku dapat merasakan usaha dirimu untuk berusaha menjadi pelipur lara bagiku.

"TIDAK!!!! Jangan hanya karena rasa iba dan kasihan kau berempati denganku. Tidak! Aku tidak sanggup, jangan mendekat, jangan semakin mendekat!!"

Namun, aku tetap merasa tidak percaya diri. Aku merasa hanya bisa menjadi pengagum rahasiamu saja.  Pikiranku memuncak tumpat padat, menyadari kegetiran jikalau aku mengungkapkan perasaan ini kepada dirimu.

"Ya, lebih baik seperti ini saja, diriku takut jikalau hubungan yang sudah kita bangun sirna karena rasa kerisihanmu. Akhirnya kamu berjalan mundur. Aku semakin tidak sanggup menahan amarah."

Walaupun sebenarnya kalau boleh jujur, diriku sedang butuh penopang. Diriku kalut, banyak muatan emosi yang tidak tersampaikan kepada dirimu. 

"Aku segan untuk menghadapi dan mengakuinya. Aku malu. Tidak! Tidak! Otakku rancu. Aku buntu! Pikiran terus menggerogoti jiwa dan ragaku, tak mentoleransi apa pun itu."

Hingga aku merasa mabuk kepayang tak sadarkan diri.

24 Desember 2020

Begitulah curahan hati Sari saat itu. Pergolakan batin yang begitu kuat membuat ia kesulitan mengambil langkah untuk berjalan kedepan. Dirinya terus tergerus rasa keraguan seperti ombak, apalagi perihal suatu hubungan asmara. Ia begitu takut untuk memulainya.

Lantas bagaimana kisah Sari selanjutnya? Siapa Sari itu, dan siapakah orang yang bisa membuat Sari jatuh hati?

Ditulis oleh Ayu Diva Yulita untuk Inspirasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun