Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Cukupkah Percaya Saja? Ini 3 Hal yang Diperlukan untuk Menghadirkan Jurnalis Berkelas

9 Desember 2020   12:13 Diperbarui: 9 Desember 2020   12:19 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Kamaji Ogino from Pexels

Untuk mencapai standar etos kerja yang tinggi ia harus terjun langsung ke sumber berita. Misalnya saja, dalam reportase praktik prostitusi yang terselubung. Mungkin sang reporter atau jurnalis (warga) harus menyamar menjadi seorang kupu-kupu malam.

Bayangkan, bila seorang reporter atau jurnalis (warga) dengan risiko seperti ini tidak dihargai secara layak oleh media tempatnya bekerja. Bukankah ini sebuah bentuk perbudakan kapitalis dari media sendiri kepada para jurnalisnya?

Sulit membayangkan kebenaran seperti apa yang bisa disuarakan oleh media, bila kepentingan ekonomi para kapitalis selalu menjadi yang di atas segalanya. Termasuk bila harus "memperbudak" para pencari berita, yang kalau bukan karena kecintaannya pada tulisan, bisa saja karena ia tak mengetahui sumber mata pencaharian lain, maka ia tetap setia dan rela diperbudak.

Tantangan jurnalisme adalah bahwa di balik keberpihakan media adalah adanya suatu transaksi. Dalam realitasnya, transaksi berarti darah atau kesejahteraan, untuk media bisa tetap bertahan dan berkembang, termasuk darah dan kesejahteraan bagi sang jurnalis sendiri. Padahal idealnya, keberpihakan jurnalisme adalah kepada kebenaran.

Pertanyaannya adalah "Kebenaran yang mana?" dan "Untuk siapa?"

 

Ditulis oleh TT van de Karr untuk Inspirasiana dan Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun