Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Reba dan Dewi Hutan

17 November 2020   10:40 Diperbarui: 17 November 2020   11:02 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Reba dan Dewi Hutan

Alkisah di sebuah desa di kaki bukit yang permai, dengan hamparan hutan yang membentang sejauh mata memandang.

Penduduknya hidup dari bertani dan berladang, sebagian lainnya memintal benang atau pergi berburu hasil hutan.

Seorang pemburu bernama Reba, tengah mengasah tombaknya di tepi sungai yang jernih. Air mengalir sampai jauh dari kaki bukit menuju muara.

Reba yang berencana untuk membawa seekor rusa jantan bertanduk panjang, hendak mempersembahkan hasil buruannya tersebut sebagai mas kawin dengan putri kepala desa bernama Anggraini.

"Ayah sangat menginginkan tanduk rusa Kakanda, semoga Kakanda dapat menemukannya di hutan," ucap Anggraini, menyampaikan permintaan dari kepala desa.

Reba sejenak menghentikan aktivitas mengasah tombak dan duduk di samping Anggraini seraya berkata, "Adinda tak perlu risau, Kakanda hafal seluk beluk hutan dan dapat dengan mudah menemukan rusa bertanduk panjang tersebut."

"Kakanda akan membawa rusa dengan ukuran besar, kulitnya sebagai jubah di pelaminan, sedangkan dagingnya dapat dihidangkan di pesta pernikahan kita nanti," lanjut Reba.

"Ayah juga ingin meminta Kakanda membantu menyelesaikan pertikaian warga di desa kita. Karena perbedaan asal usul dan perbedaan pendapat," ucap Anggraini.

Reba berpikir bagaimana dapat menjawabnya, dalam hatinya berkata, "Bagaimana bisa aku melakukannya, sedangkan takada sedikitpun kebijaksanaan yang pernah kupelajari." 

"Baiklah, Adinda," ucap Reba pelan sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun