Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Meniti Solusi Kreatif: Membahas Tantangan Pembayaran UKT, Pinjaman Online dan Perencanaan Pendidikan

1 Februari 2024   05:48 Diperbarui: 3 Februari 2024   11:48 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meniti solusi kreatif: Membahas tantangan pembayaran UKT, pinjaman online dan perencanaan pendidikan | Dokumen diambil dari:urbanasia.com

Meniti solusi kreatif tidak hanya untuk membahas tantangan pembayaran UKT, pinjaman online, dan perencanaan pendidikan, tetapi juga menyoroti solusi alternatif dan percikan pengalaman dari negara lain | Ino Sigaze.

Percikan isu kali ini sangat menarik dan sekaligus menantang karena masalah pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebenarnya bukan hanya masalah di kota Bandung dan kota-kota besar lainnya, melainkan telah menjadi masalah di kebanyakan universitas sampai di pelosok-pelosok tanah air ini.

Oleh karena itu, sudah saatnya isu ini dibuka ke publik agar bisa menjadi polemik yang memikat sekian banyak orang untuk berdiskusi dan mencari solusi sesuai konteks masing-masing.

Tulisan ini mencoba menawarkan alternatif pemikiran terkait tiga hal mendasar, yakni UKT, pinjaman, dan perencanaan. Tiga hal ini sangat penting untuk dibicarakan. Mengapa UKT perlu dibicarakan dalam kaitannya dengan pinjaman dan perencanaan?

Dilema Pihak Universitas antara Latar Belakang Ekonomi dan Kepedulian pada Pendidikan Generasi Muda

Pihak universitas tentu saja saat ini punya dilemanya sendiri. Dilema yang cukup sering dialami adalah soal kemampuan mahasiswa membayar keuangan kuliah di satu sisi.


Sementara itu, pihak universitas adalah orang-orang yang punya kepedulian pada kemajuan pendidikan anak bangsa ini di sisi yang lainnya.

Keprihatinan pada peningkatan sumber daya manusia tidak bisa pernah teratasi tanpa adanya pendidikan. Oleh karena itu, tentu saja sangat penting ketika kita bicara tentang solusi mengatasi pembayaran kuliah tunggal (UKT).

Baik persoalan maupun solusinya tidak bisa begitu saja dengan mudah dilaksanakan saat ini dengan pinjaman online atau apapun semacamnya. Dalam hal ini, dilema itu membutuhkan kebijakan dari otoritas yang lebih tinggi, misalnya dari pemerintah atau dari institusi swasta lainnya.

Dilema yang belum Teratasi dan Persoalan Sosial Anak Kampus

Hiruk pikuk kota dengan tekanan ekonomi yang tidak mudah selalu menyeret sebagian orang kepada dunia kehidupan yang terlarang. Hiburan malam dan praktek-praktek penyimpangan sosial lainnya tidak jarang menjadi pilihan instan mahasiswa-mahasiswi.

Jika di Flores saja sudah seperti itu, maka bisa dibayangkan seperti apa di kota-kota besar. Diskusi spontan dengan beberapa orang beberapa waktu lalu membuka wawasan peduli saya, tetapi juga menjadi begitu terkejut ketika mengetahui tentang fenomena sosial terbaru seperti itu.

Pertanyaan yang bisa diajukan di sini adalah mengapa ada pilihan dunia hiburan malam bagi mahasiswa-mahasiswi. Pengakuan polos dari beberapa orang yang saya jumpai sama dengan prediksi tertinggi pada kendala ekonomi atau kesulitan pembayaran UKT.

Tentu saja fenomena ini akan menjadi fenomena sangat menarik untuk diteliti lebih jauh lagi. Sementara itu, saya harus mengangkat jempol bagi mahasiswa-mahasiswi yang begitu berani menjadi sales di beberapa dealer motor.

Pilihan seperti itu, bagi saya, adalah pilihan tepat. Karena mereka telah melihat peluang dan menemukan kesempatan kerja untuk menopang kehidupan mereka sendiri, termasuk bisa saja menemukan solusi UKT.

UKT, Pinjaman Online dan Perencanaan

Persoalan UKT yang berdampak pada pinjaman online (pinjol) memang belum terlalu meyakinkan karena masih dianggap relatif baru gaya pendekatan seperti itu.

Seberapa meyakinkan pihak pemberi pinjaman kepada mahasiswa-mahasiswi kita tentu saja muncul menjadi pertanyaan yang terkait. Tidak hanya itu, urusan pembayaran bunga pinjaman seperti apa?

Kendala pinjaman online sebenarnya adalah soal kepercayaan yang bisa dibangun di balik komunikasi maya antara manusia. Sangat bersyukur tentunya, jika urusan identitas peminjam sudah menjadi jelas dan tidak bisa diragukan lagi, tetapi jika terjadi sebaliknya, maka pinjaman online tidak akan bertahan lama.

Tentu saja solusi pinjaman online untuk menopang problem UKT tidak meyakinkan untuk selanjutnya. Oleh karena itu, sebetulnya sangat efektif ketika orang bicara tentang perencanaan.

Perencanaan yang bisa dipikirkan sebenarnya bukan cuma ketika kita sedang berhadapan dengan persoalan saat ini, tetapi juga perencanaan keluarga jangka panjang terkait perkuliahan anak-anak mereka.

Akar dari semua persoalan ini sebenarnya karena sebagian besar keluarga tidak punya perencanaan, dan pemerintah sendiri belum punya kebijakan yang lebih konkret terkait kendala keuangan di setiap universitas.

Tawaran Solusi Alternatif di Tengah Kabut Suram Solusi UKT

Ada banyak koperasi yang bersedia membantu keluarga mempersiapkan masa depan anak mereka melalui simpanan pendidikan, namun belum semua bisa terlibat karena berbagai alasan dan pertimbangan keamanan dan kepercayaan simpanan mereka.

Meskipun demikian, jika keluarga-keluarga sejak awal sudah mempertimbangkan pendidikan anak-anak mereka, maka kendala itu akan mudah diatasi saat ini.

Saya jadi ingat bagaimana pola persiapan yang dilakukan oleh keluarga-keluarga di Jerman. Keluarga baru yang punya komitmen memperoleh anak harus membuat perencanaan untuk masa depan anak mereka, secara khusus rencana pendidikan anak.

Perencanaan (Plan) bagi mereka sangat penting dan bahkan tidak ada orang Jerman yang hidup tanpa punya perencanaan. Jika mereka matang dalam keputusan kapan punya anak, maka mereka mulai menabung sejak saat itu untuk anak mereka.

Caranya adalah dengan berbicara kepada pihak Bank bahwa bunga dari simpanan mereka dialihkan sebagai simpanan untuk anak mereka.

Semakin besar simpanan mereka, tentu saja semakin besar pula simpanan untuk anak mereka. Sekali lagi, semua itu baru bisa dilakukan dengan baik jika keluarga punya perencanaan jangka panjang yang baik dan matang.

Tantangan yang penting bagi pemerintah saat ini tentu saja apakah mungkin pemerintah bisa memberikan pinjaman UKT yang langsung dibayar ke pihak universitas selama 4 sampai 5 tahun dengan perjanjian dan kontrak kerjasama untuk pembayaran kembali pinjaman.

Di Jerman, perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja merekrut mahasiswa-mahasiswi yang mau bekerja di perusahaan mereka sambil kuliah.

Biaya kuliah seluruhnya ditanggung perusahaan dengan kontrak perjanjian, setelah selesai mereka harus bekerja pada perusahaan itu selama 5 tahun.

Selama lima tahun itu mereka bekerja di perusahaan yang membiayai pendidikannya, namun mereka tetap punya gaji bulanan dan bahkan diberikan kebebasan apakah tetap mau bekerja di perusahaan yang sama atau keluar.

Itulah tantangan bagi bangsa dan negara kita, apakah mungkin perusahaan-perusahaan Tanah Air ini punya kebijakan seperti itu?

Perusahaan diuntungkan dan juga masa depan generasi muda kita tidak diabaikan, itu barangkali perlu menjadi prinsip kita.

Salam berbagi, Ino, 1 Februari 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun