Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Mengenal Pendekatan Caleg "Gesa - Wasi" dan Solusi Seleksi Caleg Sebelum Pileg

11 Januari 2023   15:19 Diperbarui: 12 Januari 2023   14:01 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Mural jelang Pemilu Serentak. (Foto: KOMPAS/HERU SRI KUMORO (KUM))

Proses seleksi caleg itu dilakukan untuk mengukur kemampuan caleg yang bisa membawa aspirasi masyarakat. Pembawa aspirasi perlu punya pendekatan yang tidak semata-mata mengutamakan uang, tapi dari komitmen dan kepeduliannya yang nyata | Ino Sigaze.

Pesta demokrasi berulang setiap lima tahun dengan riuh suasana politik yang berbeda-beda dari tahun ke tahun. Suasana menjelang pesta demokrasi itu ditandai dengan waktu pencalonan anggota dewan legislatif.

Kenyataan yang menarik dan selalu berulang adalah bahwa calon anggota dewan bermunculan dengan poster besar yang ditempelkan di pinggir jalan.

Sedikit bertuliskan identitas diri, lengkap dengan gelar-gelar akademik bagi yang ada, motto dan asal daerah pencalonan tampak caleg mulai menjadi buah bibir masyarakat. 

Aksi selanjutnya adalah para caleg menjadi orang yang begitu ramah dan rajin "turba" alias turun kebawah menjumpai masyarakat sederhana.

Sejak ancang-ancang menjadi caleg hingga resmi menjadi caleg, irama hidup mereka terlihat hampir sama; hadir dalam setiap pesta saat diundang sambil membawa amplop sedikit lebih tebal.

Pola-pola caleg mengkampanyekan diri mereka tampak sama. Tidak hanya itu, ada juga metode yang dalam bahasa daerah Ende, Flores disebut "gesa" dan "wasi." Lebih lanjut, coba kita dalami metode ini.

Gesa dan wasi, metode pendekatan caleg

Gesa itu semacam blusukan ringan di tengah masyarakat untuk bincang-bincang bersama dua atau tiga orang dan selebihnya. Ya, hampir menyerupai ngobrol bareng di pinggir jalan, di kebun, di pasar, di pertokoan dan banyak tempat lainnya.

Kehadiran caleg itu selalu mempesona karena mereka selalu hadir sebagai orang yang cerdas bicara, punya wawasan luas, perlahan-lahan bicara politik dan gagasan-gagasan.

Lebih dari itu, tidak pernah terlewatkan dari "gesa" itu adalah "wasi." Dalam setiap momen "gesa" itu, caleg pasti melakukan aksi "wasi" itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun