Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Orang Mengajukan Pertanyaan yang Sama dan Tidak Suka Mendengar Pertanyaan yang Sama?

2 Januari 2023   20:22 Diperbarui: 2 Januari 2023   20:25 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertanyalah bukan untuk merendahkan orang lain, tetapi untuk mendapatkan informasi yang benar dan mengikat persaudaraan dan keakraban.

Konteks budaya tertentu menunjukkan bahwa semakin orang bertanya, itu berarti semakin baik. Daya kritis seorang anak misalnya akan diketahui melalui pertanyaannya.

Umumnya suatu pertanyaan diajukan kepada orang lain, itu terjadi karena sebelumnya ada rasa ingin tahu. Ingin tahu tentang keadaan pribadi dan keluarga, keadaan di tempat kerja dan lain sebagainya.

Memang dalam konteks yang berbeda, pengulangan pertanyaan yang sama bisa saja untuk memberikan arah ke tujuan yang penting, akan tetapi dalam konteks hubungan atasan dan bawahan, tampaknya pengulangan pertanyaan itu selalu tidak enak didengar.

Tentu saja berbeda, pertanyaan yang sama datang dari teman yang sudah setahun tidak pernah bertemu. Sehari lalu menjadi begitu intensif bercerita tentang banyak hal, sampai dia sendiri tidak sanggup lagi mengingat semuanya. 

Dalam konteks seperti itu, pertanyaan yang sama masih dianggap normal. 

Nah, coba bayangkan dengan pengalaman teman saya seperti ini:

Kisah nyata:

Minggu yang lalu ia bertugas memakamkan seseorang pada jam 10.00 pagi. Pada hari itu, ia berangkat dengan menggunakan bus, oleh karena tempat pemakaman itu baru baginya, maka ia bertanya kepada sopir bus itu apakah nanti ke arah tempat pemakaman atau tidak.

Om Sopir mengatakan nanti akan ke arah tempat pemakaman. Ternyata karena pembicaraan waktu itu dengan menggunakan masker, maka om Sopir salah mengerti. Teman saya itu turun kembali dan menunggu bus yang lain, setelah cukup jauh dari tempat pemakaman. 

Ia akhirnya terlambat 15 menit dari waktu yang disepakati. Keluarga sudah menunggunya di tempat pemakaman, bahkan diguyur hujan. Ia sendiri basah karena hujan sangat lebat pada saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun