Jangan anggap sepele terkait hal ini. Surya, Afganistan telah babak belur karena rambatan virus radikalisme itu di sana. Akankah Indonesia mau dibawa ke sana?Â
Oleh karena itu, mata publik Indonesia pasti akan melihat hubungan capres dan cawapres terkait tema radikalisme.Â
Sekurang-kurangnya seberapa besar pandangan dan pendapat (Meinung) mereka tentang isu-isu radikalisme saat ini.Â
Pada prinsipnya pemimpin ideal untuk Indonesia adalah dia yang punya wawasan kebangsaan dengan aksen mempertahankan Pancasila dan UUD 1945, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebhinekaan dan pluralitas bangsa ini.Â
Tentu saja idealnya adalah pemimpin yang berani melawan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).Â
Tekanan perspektif capres dan cawapres semestinya terarah kepada kemajuan dan kemandirian ekonomi bangsa ini di tengah situasi krisis perang Rusia-Ukraine saat ini.
Jika tanpa ada perspektif dan solusi-solusi kreatif, maka bangsa ini akan benar-benar mengalami krisis parah. Oleh karena itu, wawasan dan gagasan capres dan cawapres perlu jelas terlihat dipresentasikan kepada publik.Â
Nah, dalam hal ini kehadiran partai politik pendukung capres dan cawapres itu sangat menentukan. Mengapa?Â
Hal ini karena pemimpin dari partai-partai besar tentu punya rekam jejak masing-masing.Â
Rekam jejak pemimpin dari partai tertentu akan menjadi referensi publik Indonesia terkait kepercayaan mereka.Â
Sementara ini sangat jelas bahwa PDI dan partai koalisinya akan merenggut kepercayaan paling besar. Meskipun demikian, poin ini bisa saja menjadi lain, kalau saja PDIP salah menentukan capres dan cawapres nanti.Â