Cerita masa lalu seseorang tidak boleh dianggap sederhana lho. Masa lalu seseorang tentu selalu berbeda dan dalam perbedaan isi masa lalu itu terletak banyak sekali cerita tentang perjuangan, kerja sama, tanggung jawab, bahkan tentang penghargaan orang lain tentang kesetiaan dan komitmen seseorang.Â
Lagi-lagi ini cerita masa lalu ibu Terima Kasih. Katanya, ia dulu seorang tukang cukur cewek yang sangat terkenal di sebuah kota di Jerman. Saya sih percaya saja. Nah, tiba-tiba ia menunjukkan suatu gantungan pada dinding kamarnya.Â
Rupanya gantungan itu adalah suatu penghargaan atas usahanya dulu yang bisa memperkerjakan orang lain sebagai tukang cukur di salon pribadinya. Ia telah renta, namun rambutnya awet dan bersih, giginya pun tampak utuh dan rapi, pikirannya masih jernih.
4. Amati cara seseorang mengatakan tentang hidup
Cukup mudah bagi kebanyakan orang untuk secara spontan berbicara pada momen-momen perjumpaannya dengan orang lain itu tentang hidup. Terkadang, ia bisa saja spontan mengatakan, "Ya, sekarang saya di sini dan sudah seperti ini. Saya tidak bisa melakukan banyak hal lagi, tapi saya harus menerima kenyataan ini. Saya juga bersyukur bahwa saya diberi usia setua ini."
Ungkapan hati seperti itu bisa menjadi ungkapan refleksi tentang apa itu hidup. Hidup itu ternyata punya waktunya.Â
Ada waktu saat seseorang bisa melakukan banyak hal, tetapi ada waktu dia tidak bisa melakukan apa-apa selain hanya tertidur di tempat tidur atau hidup perlu disyukuri karena diberikan berkat usia yang panjang.Â
5. Perhatikan kegemaran, hobi seseorangÂ
Hobi dan kegemaran seseorang bisa juga menjadi tema tulisan lho. Cerita tentang ibu Terima Kasih itu bagi saya sungguh menginspirasi saya untuk menulis tema cara menulis dari perjumpaan dengan yang lain.Â
Hobi yang sering diceritakannya adalah memasak sayur asam atau Sauerkraut bersama teman-teman sebaya dan saudaranya. Saat saya mendengar cerita ya gigi saya asam-asam, bukan karena kesal, tetapi karena saya suka makan Sauerkraut. Apalagi kalau sayur itu dimakan dengan sosis bakar dan kentang rebus.Â
Entah kenapa pada waktu itu seperti ada koneksi cerita antara masa lalu orang lain dengan masa lalu dan kekinian hidup saya. Perjumpaan itu ternyata bisa melahirkan sambung rasa.Â