Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Ada "Familiarity Breeds Contempt" di Masa Pandemi Covid19 di Indonesia?

2 Agustus 2021   07:34 Diperbarui: 2 Agustus 2021   07:37 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang Familiarity breeds contempt di masa pandemi covid19 di Indonesia | Dokumen diambil dari bali.polri.go.id

Sementara itu, tentu banyak orang tidak suka kalau selalu dikontrol dan harus berulang kali menjelaskan tujuan perjalanan, asal penerbangan dan lain sebagainya pada sisi yang lainnya.

4. Terpaksa mengikuti PCR Tes meskipun badan terasa lelah karena perjalanan jauh

Mengikuti tes PCR (Polymerase chain reaction) di hotel penginapan oleh tim satgas dan tim medis itu sebetulnya bukan merupakan persoalan, namun coba bisa dibayangkan setelah 17 jam perjalanan lalu sekitar 3 jam menunggu dan situasi lainnya.

Kemudian dengan situasi seperti itu, orang harus mengikuti tes PCR, benar-benar seseorang berada dalam situasi ketegangan dan kelelahan. Pertanyaannya apakah dengan situasi seperti itu merupakan situasi ideal untuk mengikuti suatu tes PCR.

Demi kepastian kondisi sehat, semua itu dilakukan, ya mesti dengan penuh pengertian dan kesabaran. Saya percaya bahwa semua aturan yang dibuat pemerintah di masa krisis covid19 ini bertujuan untuk hidup dan keselamatan manusia.

Semakin mengenal keadaan itu, saya semakin tidak suka, sebenarnya hanya karena cara tertentu saja, seperti misalnya tes yang dilakukan tidak dalam kondisi yang benar-benar siap, namun oleh karena situasi khusus dan untuk tujuan yang lebih besar dan demi kepentingan keselamatan banyak orang, maka mau tidak mau, saya belajar mengikuti dengan lapang hati.

Semakin mengenal situasi, maka semakin ceroboh bisa saja terjadi di mana saja dan kapan saja, lebih-lebih ketika kompromi kepentingan tertentu menyusup masuk ke sana. Itulah kenyataan, selalu saja ada yang ceroboh, tidak respek dan memanfaatkan situasi sulit orang lain.

Demikian beberapa alasan mengapa ungkapan Familiarity breeds contempt relevant. Meskipun ungkapan itu relevant, orang tidak diharapkan hidup dalam pengaruh ungkapan itu, tetapi orang perlu mengetahui agar semakin ia mengenal situasi, semestinya semakin orang punya respek pada orang lain, petugas satgas dan tim medis, juga respek pada situasi dan kebutuhan orang lain.

Salam berbagi, ino, 2.08. 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun