Terharu sih, saat saya melihat peserta menyebut kata "hati" dengan kucuran air mata. Saya hanya bisa merasakan bahwa kata "hati" itu bukan satu kata lagi, tetapi sebuah rangkuman dan kesimpulan dari detail dan sesi-sesi kehidupan yang beraneka ragam.
15 menit waktu untuk meditasi mungkin sudah bisa menjadi waktu yang efektif, ya tergantung dari situasi peserta. Pada prinsipnya pemberi perlu punya kemampuan untuk menganalisis situasi dengan segala dinamika yang aktual lainnya.
5. Aktualisasi
Tahap ini biasanya kami lakukan tidak langsung setelah meditasi, tetapi dilakukan setelah ada pause entah itu setelah makan siang dan lain sebagainya.
Pada prinsipnya, peserta memperoleh tugas. Tugas mereka adalah berjalan berdua-dua menemukan pasangan sementara dengan orang-orang baru lalu menemukan satu simbol yang cocok untuk menjelaskan suasana hati mereka saat itu.
Momen itu sangat menarik, bahwa ada yang pernah bertahun-tahun tidak pernah bisa berbicara dan akhirnya bisa menemukan satu simbol yang terhubung dengan suasana hati mereka yang lama merindukan damai, maaf dan pengampunan.
Uniknya adalah simbol pengampunan yang lahir dari hati yang mereka tunjukkan saat kembali ke ruangan. Mereka kini berbicara bagaikan seorang ahli dan pemberi seminar yang hebat.
Saya mengambil posisi sebagai pendengar sambil menyelami betapa indahnya kekayaan pengalaman mereka yang tentu berguna untuk saya juga.
Untung dong seminar dengan metode seperti itu, karena kita tidak hanya memberi, tetapi menerima kekayaan batin dari peserta. Perspektif timbal balik itulah yang saya pikir sangat penting agar presentasi itu menjadi sungguh hidup, bermakna dan aktual.
Jangan salah ya, yang mengaktual tema presentasi itu bukan saya sebagai pemberi tetapi peserta sendiri tentu melalui metode dan pendampingan pemberi.Â
6. Implementasi